Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. VIRTUAL MEDICINE CALL TODAY: 021.29614252 - 021.5703646 ** www.drwido.com ** www.kesulitanmakan.com ** www.alergiku.com ** www.pickyeatersclinic.com ** www.klinikbayi.com ** www.dokteranakindonesia.com **

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anak Gangguan Konsentrasi, Orangtua Emosi

20 September 2020   10:59 Diperbarui: 20 September 2020   18:50 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock via kompas.com

Anak tampak sering terburu-buru sehingga mengakibatkan perilaku tidak mau antri. Buru buru mengerjakan tugas atau soal ujian sekolah, tidak teliti sehingga dalam mengerjakan soal sering salah bukan karena tidak bisa tetapi karena ketidak telitiannya. Orangtua sering heran dalam ujian seolah soal yang salah biasanya soal yang tidak sukar dan biasanya mudah dijawab saat belajar di rumah.

Gangguan konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala atau suatu manifestasi penyimpangan perkembangan anak. Gangguan konsentrasi atau inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang, dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain. 

Ilustrasi pribadi penulis diolah dari medcom.id
Ilustrasi pribadi penulis diolah dari medcom.id
Gangguan Penyerta lainnya

Gangguan konsentrasi tersebut sering disertai gangguan lainnya seperti peningkatan gangguan emosi, gangguan kecemasan, agresif, gejala gerakan motorik berlebihan, gangguan sensoris dan motoris, gangguan impulsif, gangguan tidur, gangguan perilaku lainnya. 

Biasanya anak mengalami emosi tinggi dan agresif. Emosi tinggi seperti mudah marah dan meledak emosinya. Bila marah sering membanting barang, melempar. 

Pada anak yang lebih kecil bila marah suka berguling-guling di lantai atau tantrum. Pada usia bayi atau di bawah 2 tahun tampak riwayat suka mencubit, mencakar, memukul orang lain, Bahkan beberapa anak disertai suka menyakiti diri sendiri seperti menarik rambut, menyakiti kulit, membentur kepala dll.

Saat emosi meningkat, berbeda pendapat dan menentang orangtua kadangkala sampai ngambek , "minggat" atau keluar rumah dalam beberapa saat.

Sering bersikap negativisme yang tinggi sering berbeda pendapat, bila orangtua mengatakan "A" anak selalu mengatakan "B", suka membantah, suka menentang, sulit bekerjasama, keras kepala dan tidak menurut, sering curiga, sering berpikiran negatif, tidak percaya diri, sering pilih pilih teman, menyendiri dan sulit bergaul. Pilih pilih teman, hanya nyaman pada satu atau dua sosok teman.

Anak mengalami gangguan impulsif, bila sedih berlebihan mudah menangis. Bila senang tertawa dan berteriak berlebihan. Biasanya anak berbicara berlebihan, sering memotong pembicara, bicara sering berpindah pindah atrau berganti topik, sering memotong pembicraan orang lain, tidak bisa mendengarkan lama, mengaburkan jawaban atas pertanyaan sebelum pertanyaan diselesaikan

Pada beberapa kasus disertai kecemasan, anak sering takut, mudah panik, mudah kawatir sehingga membuat tidak percaya diri. Anak biasanya suka melucu, suka usil, suka iseng dan usil mengganggu adik, kakak atau orangtua.

Pada umummya anak juga mengalami gangguan hiperkinetik atau gerakan motorik berlebihan, overaktif atau hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun