Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. VIRTUAL MEDICINE CALL TODAY: 021.29614252 - 021.5703646 ** www.drwido.com ** www.kesulitanmakan.com ** www.alergiku.com ** www.pickyeatersclinic.com ** www.klinikbayi.com ** www.dokteranakindonesia.com **

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelanggaran Hak Anak Ketika Anak Dilibatkan Perang "Kaos" Bertagar

1 Mei 2018   07:05 Diperbarui: 3 Mei 2018   08:25 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah dari berbagai gambar

Hak Anak Ketika Anak Dilibatkan Perang #2019gantipresiden vs #diasibukkerja

Ketika kebangkitan kepedulian terhadap pemimpinnya meningkat maka munculah perang kaos bertagar 2019gantipresiden vs diasibukkerja. Kelompok #2019gantipemimpin tampaknya lahir atas ketidakpuasan rakyat oleh kepemimpinan presidennya. Sedangkan #diasibukkerja adalah respon atau reaksi mekanisme pembelaan atas adanya gejolak rakyat itu. Respon itu menunjukkan bahwa apapun baik buruk presidennya masih yang terbaik dan tetap harus diteruskan. Kebangkitan ketidakpuasan rakyat itu tidak hanya di Jakarta, banyak kota kota besar lainnya juga ikut bergejolak menunjukkan aspirasinya untuk menolak presidennya. Substansi sosial politik yang menjadi penting tentang kebangkitan suara rakyat itu ternyata ditutupi oleh adanya pelanggaran hak anak yang ikut dilibatkan dalam kegiatan politik atau aktifitas bernuansa politik. Tangisan anak yang ketakutan itu adalah alasan mengapa anak dilarang dilibatkan dalam politik yang kadang keras dan menyakitkan.

Aksi #2019gantipresiden vs #diasibukkerja menggambarkan kepedulian rakyat terhadap pemimpinnya. Aksi itu menggambarkan bahwa rakyat menginginkan presiden baru tetapi juga ada yang  ingin mempertahankan presiden baru. Alasan kedua kelompok itu berbeda.

Alasan yang disampaikan kelompok tagar 2019gantipresiden karena mengganggap selama ini negara dianggap gagal karena selama 3 tahun terakhir ini carut marut sosial, politik, hukum dan ekonomi semakin merugikan kelompok mayoritas. Ketegangan SARA, ideologi dan agama dianggap paling buruk dalam sejarah bangsa. Ketidak adilan hukum, ekonomi dan sosial dianggap hanya menguntungkan kelompok kecil rakyat. Sehingga tak ajal lagi isu komunis, isu anti agama, isu anti asing atau aseng, isu keperpihakan, isu kriminalisasi ulama menjadi isu terpanas sepanjang sejarah reformasi. 

Sedangkan kelompok #diasibukkerja karena menginginkan Jokowi tetap jadi presiden dalam periode berikutnya. Kelompok ini beralasan bahwa kehebatan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur harus diteruskan. Sehingga tidak ada yang salah ketika seorang ibu berjuang secara politik agar presidennya yang hebat untuk menjabat dua periode. Tetapi tidak disadari bahwa si ibu ikut melibatkan anak dalam politik atau aktifitas bernuansa politik yang bisa dianggap melanggar hak perlindungan terhadap anak.

Isu tindakan oknum kaos bertagar yang mengkipas kipasi uang pada seorang ibu dan menangisnya seorang anak dalam kegiatan bernuansa politik itu tampaknya dipaksakan menjadi topik utama untuk menutupi kehebohan suara rakyat menolak presidennya terpilih kembali.

Tampaknya cerita itu dihembuskan lebih kencang oleh pihak tertentu untuk menutupi kepanikan akibat kehebohan kaos bertagar di seluruk negeri yang selama ini diremehkan. Ternyata kaos itu menjelma dengan people power yang mahadahsyat yang membuat panik penguasa dan para pendukungnya.

Kisah kehebohan kaos bertagar itu berbagai kota besar di seluruh Indonesia hanya di Jakarta yang bermasalah. Masalahnya pun sederhana, ketika beberapa oknum kaos bertagar mengkipas kipasi uang pada kelompok lainnya.

Saat kaos #diasibukkerja masuk kerumunan ribuan orang yang berseberangan maka anak yang seharusnya tidak hadir di tempat keramaian itu menjadi panik dan menangis ketakutan di tengah teriakan kelompok lainnya.

Di tengah insiden itu yang seorang kaos bertagar #2019gantipresiden berusaha menggandeng ibu dan anak untuk menyelamatkan anak di tengah ribuan kelompok yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun