Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. VIRTUAL MEDICINE CALL TODAY: 021.29614252 - 021.5703646 ** www.drwido.com ** www.kesulitanmakan.com ** www.alergiku.com ** www.pickyeatersclinic.com ** www.klinikbayi.com ** www.dokteranakindonesia.com **

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fiksi Ekonomi Meroket 2030, Kehebatan Presiden atau Bonus Demografi?

15 April 2018   09:08 Diperbarui: 15 April 2018   11:56 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampaknya isu ramalan ekonomi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi Indonesia saat ini akan menjadi senjata pamungkas rezim Jokowi dan para pendukungnya untuk mengklaim sebagai hasil karyanya. Diantaranya pendapat Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada acara Rosi di kompastv mengatakan bahwa kehebatan ekonomi Indonesia tahun 2030 karena pembangunan infrastruktur yang disiapkan Jokowi JK saat ini.

Memang, dalam tahun politik ini banyak kelucuan dan kegenitan yang dilakukan para elit politik untuk meraih suara rakyat. Memang sangatlah wajar dari pihak incumbent selalu mengeluarkan senjata data dan gambaran yang optimis dan menunjukkan kerjanya untuk citra di yahun politik 2019. Tak pelak lagi, isu fiksi kehebatan ekonomi Indonesia ditahun 2030 karena bonus demografi dipercaya dan terus menerus dihembuskan dijadikan senjata utama untuk menaikkan citra hasil kerja pemerintah.

Namun hal ini dianggap oleh banyak pengamat bahwa cerita fiksi kehebatan ekonomi tahun 2030 menutupi buruknya masalah ekonomi Indonesia saat ini seperti pertumbuhan ekonomi target 7% hanya 5%, atau masalah banyaknya deindustriliasasi di seluruh penjuru nusantara. Menurut para pengamat politik, isu fiksi ramalan kehebatan ekonomi 2030 tampaknya sengaja menutupi masih tingginya pengangguran tapi justru perpres yang baru ditanda tangani dianggap memudahkan serbuan TKA dari Cina.

Bisa saja isu fiksi kehebatan ekonomi 2030 untuk mengubur lebih dalam menggunungnya utang pemerintah yang mencapai 4000 trilyun atau menurut hitungan indef 7000 trilyun. Terdapat spekulasi para pengamat politik bahwa cerita fiksi kehebatan ekonomi 2030 sengaja ditiupkan untuk menutupi buruknya daya beli rakyat yang berimbas pada rontoknya perusahaan ritel raksasa dan lebih banyak lagi perusahaan menengah dan kecil lainnya.

Seharusnya bila presiden percaya fiksi ekonomi Indonesia meroket tahun 2030 juga jangan menertawakan atau meremehkan ramalan fiksi intelejen dunia yang mengatakan bahwa Indonesia akan sangat rawan perpecahan di masa depan. Bahkan saat ini adalah era isu SARA dan isu perpecahan bangsa paling hebat dalam sejarah Indonesia yang sewaktu waktu akan meletus hebat setiap saat. Sebaiknya bangsa ini harus waspada isu SARA yang demikian tinggi itu bisa menumbangkan NKRI bila tidka dikelola dengan baik.

Jangankan Indonesia, Rusia dengan paham sosialis dan pemimpun yang berkarakter kuat saja bisa bubar. Apalagi Indonesia yang mempunyai karakter pemimpin yang menganggap isu SARA dan perpecahan NKRI dengan ekskalasi terus meningkat sepanjang jaman. Bahkan saat ini isu ketidak adilan yang berbasis SARA terus meningkat. Kepemilihan kekayaan Indonesia hanya dimiliki segelintir kaum tertentu akan menjadi sumbu bom waktu yang akan mudan meledak setiap detik.

Saat seseorang dianggap visioner di masa depan, bila percaya ramalan fiksi ekonomi pakar dunia juga harus percaya ramalan fiksi intelejen dunia bahwa Indonesia rawan terpecah belah dintahun 2030. Seharusnya presiden dan para menteri bukan hanya percaya fiksi ekonomi tetapi juga mengundang pengarang buku Ghost Fleet seperti yang dilakukan para pimpinan Pertahanan Keamanan Amerika yang mengundang pengarang tersebut untuk mendapatkan informasi lebih jauh dan berdiskusi tentang masalah bangsa Amerika yang juga diramalkannya.

Jangan malah menertawakannya dan menganggap tokoh yang memperingatkannya dianggap pesimis dan galau. Karena bila tidak bijaksana dan tidak cerdas dalam memahami berbagai pemikiran tersebut maka fiksi Indonesia meroket ekonominya 2030 akan terburu hancur hanya gara gara pemimpinnya meremehkan ataunbahkan tidak memahamai kelemahan Indonesia yang dapat mempercepat perpecahan bangsa dan kehancuran ekonomi bangsa sebelum tahun 2030.

Sebaiknya pengelola negeri ini mengurangi penyebaran isu politik indentitas tetapi mencermati fakta buruknya ekonomi yang terjadi. Para pengamat politik memahami bahwa isu kelemahan ekonomi adalah kelamahan terbesar Jokowi yang dapat menjungkalkan dalam pilpres 2019. Diduga isu ekonomi meroket 2030 untuk memgimbangi kepanikan penguasa dalam menghadapi gerakan moral rakyat #2019gantipresiden. Para elit negeri ini tidak perlu sibuk meninabobokkan rakyat bahwa fiksi kehebatan ekonomi Indonesia di tahun 2030 hanya untuk menutupi fakta ekonomi Indonesia saat ini.

Karena, faktanya kehebatan itu karena bonus demografi bukan kehebatan seorang pemimpin. Sebaiknya pemimpin negeri ini harus disibukkan dengan kerja cepat dan cerdas untuk mengatasi buruknya ekonomi bangsa. Seharusnya pemerintah terus bekerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tidak bergerak, memperbaiki pengangguran, mengurangi serbuan TKA, mengurang jumlah utang yang menggunung, memperbaiki daya beli rakyat yang melemah dan berbagai permasalahan ekonomi lainnya yang belum bisa di atasi.

Para elit negeri ini jangan sibuk mendewakan menteri terbaik di dunia, tetapi faktanya rakyat sengsara karena berbagai subsidi listrik dan BBM dicabuti. Sehingga dampaknya ekonomi rakyat melemah, rakyat dikejar kejar pajak tinggi, harga BBM melambung dan harga harga bahan pokok meningkat terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun