Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan. Telemedicine 085-77777-2765

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fiksi Ekonomi Meroket 2030, Kehebatan Presiden atau Bonus Demografi?

15 April 2018   09:08 Diperbarui: 15 April 2018   11:56 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa bulan terakhir ini kisah fiksi ramalan para ahli ekonomi yang menyebutkan ekonomi Indonesia meroket tahun 2030 semakin santer terdengar dan disuarakan. Meski Presiden Jokowi menertawakan fiksi ilmiah Indonesia terpecah belah tahun 2030, tetapi justru Jokowi percaya fiksi ekonomi Indonesia meroket tahun 2030. Jokowi dan para menterinya terus menyuarakan di setiap pertemuan dengan rakyatnya bahwa Indonesia tahun 2030 akan memimpin ekonomi dunia.

Para pengamat politik menduga, hal itu tampaknya menjadikan isu penting untuk menunjukkan kehebatan kerja tim ekonomi Indonesia di era rezim saat ini. Semakin keras pidato kehebatan ekonomi 2030 disuarakan semakin keras tepukan rakyat mengagumi kehebatan Jokowi dalam mengelola ekonomi. Hal itu diikuti para pembantunya salah satunya mengatakan pembangunan infrastruktur saat ini adalah faktor penentu kehebatan ekonomi tahun 2030.

Tetapi hal itu menimbulkan kritikan dari para pakar ekonomi, bahwa fiksi ramalan kehebatan ekonomi Indonesia tahun 2030 sebenarnya disebabkan karena bonus demografi jumlah penduduk Indonesia. Hal ini yang membuat rakyat semakin bingung. Ekonomi Indonesia yang diramalkan akan meroket tahun 2030, karena kehebatan Jokowi atau Bonus Demografi ? Apakah modus isu ekonomi Indonesia meroket di tahun 2030 ? Apakah untuk menutupi kelemahan terbesar Jokowi selama ini dalam mengelola ekonomi negeri ?

Permasalahan ekonomi Indonesia meroket di tahun 2030 didasarkan dua fiksi atau tulisan para pakar dunia tentang Indonesia. Fiksi adalah sebuah bentuk tulisan naratif yang bersifat imajiner, meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia, lingkungan dan Penciptanya. Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai dengan pandangan penulis terhadap masalah kehidupan saat ini dan masa depan.

Kebenaran dalam tulisan fiksi bisa saja sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi ekonomi, politik, hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi. Bila tulisan itu adalah fiksi ilmiah dan ditulis pakar dalam bidangnya bjasanya disusun berdasarkan data, fakta dan pemikiran ilmiah yang memnagdung kebenaran dan dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan rencana manusia ke depan.

Fiksi ilmiah pertama yang banyak ditulis para pakar dunia adalah Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020- 2035, yang mencapai puncaknya pada 2030. Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tua berusia 65 ke atas).

Jadi, kelompok usia muda kian sedikit, begitu pula dengan kelompok usia tua. Bonus demografi ini tercermin dari angka rasio ketergantungan (dependency ratio ), yaitu rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dan yang produktif. Pada 2030 angka rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai angka terendah, yaitu 44%. Artinya, pada tahun tersebut rasio kelompok usia produktif dengan yang tidak produktif mencapai lebih dari dua kali (100/44). Singkatnya, selama terjadi bonus demografi tersebut komposisi penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif yang bakal menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi kita. Negara-negara maju seperti Jepang, Kanada, atau negara-negara Skandinavia tak lagi produktif karena kelompok usia produktifnya terus menyusut.

Ternyata ramalan ilmiah itu adalah fiksi yang yang sesuai dengan ramalan para pakar ekonomi dunia bahwa Indonesia tahun 2030 ekonomi Indonesia akan masuk trhebat di dunia. Beberapa ahli dan pakar ekonomi dunia dalam sepuluh tahun terakhir ini banyak meramalkan bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan besar pada tahhn 2030. Laporan ramalan ekonomi terkuat pada 2030 yang dimaksud baru-baru ini diterbitkan olah PricewaterhouseCoopers (PwC) 2030 akan jadi kekuatan ekonomi dunia seperti yang dilansir Independent, Kamis (9/3/2017).

Dalam laporan berjudul "The long view: how will the global economic order change by 2050?" itu, PwC membuat peringkat 32 negara berdasarkan proyeksi produk GDP global berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity atau PPP) masing-masing. PPP dipergunakan oleh para ahli makroekonomi untuk menentukan produktivitas ekonomi dan standar kehidupan negara-negara pada suatu masa tertentu. Temuan PwC menunjukkan beberapa negara yang memang kerap bercokol di peringkat atas selama 13 tahun terakhir ini. Namun, ada pula beberapa negara yang melejit ke puncak menjelang 2030.

Dalam daftar peringkat, semua angka yang dicantumkan dihitung dalam US$ pada nilai konstan. Sebagai catatan, PPP Amerika Serikat sekarang ini ada pada angka US$ 18,562 triliun. Pada tahun 2030 diramalkan PPP Indonesia akan mencapai $5,424 triliun, Jepang sekitar $5,606 triliun, India $19,511 triliun, Amerika Serikat $23,475 triliun dan China mencapai $38,008 triliun. Banyak ahli berpendapat bahwa dua ramalan itu adalah fiksi di masa depan dapat dikaitkan sebagai faktor sebab akibat. Salah satu analisa para pakar di bidangnya penyebab utama ramalan kehebatan ekonomi Indonesia adalah karena bonus demografi penduduk Indonesia.

Pada tahun 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mengungkapkan 2030 Indonesia akan menjadi negara yang memiliki GDP yang sangat tinggi. Begitu juga dalam tahun politik inipun Presiden Jokowi dalam setiap saat selalu bersemangat di setiap kesempatan bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke 5 di dunia dalam tahun 2030.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun