Kemudian pertanyaan berikutnya tertuju ke Billy. "Lu, bill mau kado apa?" tanya Yuli. Billy yang bekerja di bagian marketing Koperasi tidak muluk-muluk. Dia hanya meminta doa dan kehadiran kita sebagai teman dekatnya. Sampai saat ini aku dan Yuli belum terpikir akan memberikan kado apa, karena dia belum memiliki pasangan, jadi terlalu dini untuk memikirkan kado pernikahan untuknya. Aku pun menjawab hal senada dengan Billy perihal kado.
Setelah itu kita bersalaman kepada kedua mempelai, mantan yang terkaget tidak mengira dengan kehadiran ku. Meski dia telah memberi undangan tapi dia tidak berharap lebih terhadap kedatangan ku. Ini menjadi momen membaiknya hubungan kita. Pelukan hangat dia berikan sebagai tanda membaiknya keakraban kita.
Sesaat ingin meninggalkan acara pernikahan, aku menyisipkan sebuah surat disamping kado. Surat itu berisikan permohonan maaf dan doa ku kepada mantan. Isinya sebagai berikutÂ
"Selamat atas pernikahannya, saya doakan Bapak dan istri sakinah mawadah warahmah. Terima kasih telah mengundang saya. Mohon maaf jika saat itu saya mengundurkan diri dari kantor secara tiba-tiba. Terima kasih juga atas bimbingan bapak yang telah mempekerjakan saya selama dua tahun ini, selama saya bekerja di Koperasi saya memiliki pengalaman berharga dan bisa bertemu Billy dan Yuli yang sekarang menjadi dua orang sahabat saya. Salam Dicky"
Kemudian Aku beranjak pulang dari pesta pernikahan mantan majikan.