Mohon tunggu...
Sandi Saputra
Sandi Saputra Mohon Tunggu... Konsultan - Tenang saja, aku hanya belajar.

Mahasiswa S2 yang sedang menjalani mimpinya di Kutub Utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identitas Asia di Kutub Utara: Jepang, China, Vietnam, dan Indonesia

21 Februari 2019   21:12 Diperbarui: 21 Februari 2019   21:45 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Kiri: Kodir, Taisuke (Japan), gue, Cang (Viet), Chau dan Shi (China)

Jika kita bertemu orang Vietnam di Jakarta mungkin reaksinya tidak sama dengan ketika bertemu orang Jepang, kita akan berpikir biasa saja. Namun beda cerita ketika kita berbicara tentang China, sentimen sosial, ekonomi dan politik sangat kental terasa. 

Sebenarnya kata "China" pun sudah diubah menjadi "Tiongkok" oleh pemerintahan SBY melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2014 namun saya tetap menggunakanya tidak ada unsur politik, hanya preferensi saja. Sentimen anti-China merupakan warisan orde baru yang mengkonstruksikan Cina sama dengan PKI, padahal mereka yang di Indonesia saat ini, mungkin bahkan PKI itu apa saja tidak tahu.

Lain lagi ketika kita berbicara tentang Jepang, gue pernah bekerja untuk orang Jepang dan juga China, sangat memahami budaya kedua negara ini, dalam beberapa mereka memiliki kesamaan misal disiplin dan kerja keras. Masyarakat Indonesia tidak begitu besar sentimentnya dengan Jepang, padahal negara inilah mengkoyak-koyakan negara kita ketika perang dunia 2, terima kasih Amerika!.

Vietnam adalah salah satu negara komunis yang berada di Asia Tenggara, tidak banyak yang kita pelajari di sekolah dan universitas tentang negara ini, mungkin hanya beberapa fakultas misal, hubungan internasional yang membahas mengenai ASEAN akan lebih concern ke negara ini. Misal deh, adakah yang tau salah satu makanan tradisional Vietnam?.

Berbeda ceritanya kami di sini, komunitas kecil mahasiswa dari Asia yang menimba ilmu di Northern (Arctic) Federal University yang berlokasi di kota Arkhangelsk, bagian Utara Russia yang sudah masuk bagian lingkar sub-Arktik. Walaupun suhu di sini sangat dingin (-30 sampai 5 derajat celcius) tapi kami bersahabat dengan hangat. 

Kadang kami tidak mengatasnamakan negara masing-masing, namun kami membawa identitas sebagai mahasiswa Asia yang memiliki ciri khas fisik yang sangat menarik, mata sipit, putih (kekuningan) dan postur tubuh yang tidak begitu tinggi. Tidak jarang gue disebut orang Cina, Jepang kadang mereka mengira gue adalah orang Thailand, mereka sulit membedakan jika pertama kali betemu. 

Pernah suatu hari, ketika gue sedang di perpustakaan, ada teman dari China namanya Sha, mau pinjem buku Biology, yang jadi masalah adalah dia baru tiba di Arkhangelsk dan tidak bisa bahasa Russia maupun Inggris. Terdengar, ibu perpustakaan bertanya"Apa judul buku Biology yang kamu mau?" Tapi, Sha malah menjawab, "ya saya mau pinjam buku Biology". 

Kebayang kan gimana kerumitan percakapan ini hahaa. Lalu, ibu tadi manggil gue buat membantu menerjemahkan, masalah lain adalah gue juga gak bisa Mandarin walau dulu pas S1 sempat 1 semester nilai A (sombong haha) tapi kalo menjelaskan bicara mah susah, terjadilah bahasa monyet, alias bahasa isyarat tubuh. 

Melihat kami seperti itu, ibu tadi bengong dan heran, lalu dia bertanya, kok gitu? emang bahasanya beda ya, emang gak satu negara? Gue tersenyum sambil  bilang dalam hati, enggak bangsat, gue bukan China, gue Indonesia tai. Tapi, yang terucap dengan manis gue bilang, ibu mengapa kami berbeda? loh... :) Hal ini juga sebenarnya kita juga lakukan, misal kita melihat bule di jalan atau di kereta, dari mana dia kira kira menurut kalian? Akan susah kita mengidentifikaskan apakah dia orang Jerman, Prancis, Inggris atau Belgia sebelum kita berbicara dengan nya.

Orang Asia di sini dikenal dengan baik, kita dikenal dengan sikap sopannya. Beberapa orang Russia, termasuk dosen juga mengatakan bahwa kita orang Asia memiliki tatakrama yang baik, sopan dan murah senyum, hal yang jarang orang Russia lakukan. 

Kami di sini seperti ada ikatan tersendiri dan mangga menjadi orang Asia, misal nih gue kan masih kelas persiapan bahasa russia, di kelas itu ada yang dari Jepang dan Vietnam, nah kami sering mendekatkan diri dan saling mendukung satu sama lain ketika presentasi di kelas, atau misal sekedar berbagi makanan hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun