Mohon tunggu...
Samuel HasudunganTampubolon
Samuel HasudunganTampubolon Mohon Tunggu... Buruh - Seseorang yang senang belajar dan mengajar

Boleh berganti buah, tapi jangan lupa akar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jadilah Orang Lain, Jadi Diri Sendiri Itu Tidak Perlu

21 Mei 2020   21:29 Diperbarui: 21 Mei 2020   21:31 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mungkin anda pernah dengar, 'aku ingin seperti nenek!' atau 'aku ingin seperti paman!' Hal ini jelas terukur, misalnya pendidikan si nenek D-1, maka si anak pengen juga jadi D-1. Dalam hal melampaui, misalnya si paman punya 3 toko, maka si anak pengen punya 5 toko. Tentu ada cerita dalam hidup si nenek bagaimana bisa dapat gelar D-1 pada zamannya. 

Tentu ada perjuangan dari si paman bagaimana mengelola 3 toko. Semua hal itu terukur, tinggal ditiru. Silahkan dimodifikasi sesuai zaman. Kalau D-1 zaman dulu mungkin sekarang setara S-2. Kalau dulu 3 toko dalam bentuk ruko, sekarang jualan via e-commerce, tapi gudangnya ada 5.

Sekarang kita coba yang bersifat antonim deh. Mungkin si nenek terkena diabetes, maka hal itu juga patut dihindari. Bisa dicari tahu dan diukur juga hal-hal yang menyebabkan diabetes dan hal-hal yang menghindarkan dari diabetes. Mungkin si paman kecanduan anggur merah campur kolak tengah malam, maka hal itu juga sangat dapat dicari tahu dan diukur untuk sebisa mungkin dihindari.

Apakah kita harus sepenuhnya meniru gaya hidup seseorang agar mencapai prestasinya? Aku gak mau bullshit dengan bilang ambil positifnya dan buang negatifnya. 

Aku malah lebih percaya bahwa bayak hal yang terjadi secara sistematis tehubung sebab-akibat antara satu dengan yang lainnya. Dimana ketika satu elemen dibuang, maka hasilnya jadi beda. Kalau beda resep ya beda hasil. 

Mungkin kebiasaan si nenek diabetes bermula dari gaya kehidupan di kampusnya. Mungkin karena si paman kecanduan anggur merah campur kolak tengah malam bareng teman-teman, tokonya jadi rame dan gak ada maling yang berani masuk tengash malam. Ya contoh yang gak masuk akal sih, tapi you know what I mean lah.

Istilah meniru atau menjadi orang lain pada tulisan ini jelas sebuah hiperbola. Apalagi istilah tidak perlu jadi diri sendiri. Bukan artinya lu ganti nama pas waktu tes CPNS. Beda dengan KTP pula. 

Bukan karena tahun lalu ada teman yang namanya Abdul masuk BUMN, terus pas lu tes BUMN lu pakai naman Abdul padahal nama lu Samsul. Terdapat karakterisitk, ciri, dan prinsip pada diri kita. 

Khususnya bagi yang masih merasa muda dan mencari jati diri, meniru gaya hidup orang lain, terutama dalam hal pemecahan masalah dan target prestasi yang ingin dicapai, bisa dijadikan pilihan. 

Silahkan pilih idola, lalu fake it until you make it. Blak-blakan aja, aku iri dengan orang seumuran yang punya pendapatan lebih besar. Gak salah kalau ku jadikan idola dong. Gak salah juga jika ada dari gaya hidupnya dan cara penyelesaian masalahnya yang ku tiru.

Banyak orang yang ngedance di Tiktok atau sosmed, yang sebenarnya adalah melakukan atau menirukan dance yang lagi trending naik dan secara rating lumayan tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun