Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | "Merdeka!!!"???

19 Agustus 2018   19:00 Diperbarui: 21 Agustus 2018   04:25 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: https://therichardjames.com)

Bocah empat tahun termangu bersama malam;
Menatap angin yang mengantuki candra
Dan iseng-iseng main gapleh dengan para kartika dari sejumlah rasi tersembunyi.
Jemari memainkan gelimang dingin kota
Yang kontras dengan siangnya,
Istimewanya kalau pembaringan terjulur antara langit dan bumi
Tanpa reserve menemboki.
Celotehnya menuju sang ibu:
"Mak, kok orang pada pasang kertas-kertas gantung, merah-putih-merah-putih?"

Ibu sedang mengurut-urut teratur betis beralur pembuluh darah balik menjulur-julur,
Masih juga bisa menyahut:
"Besok hari kemerdekaan.
Eh, bukan! Sekarang sudah hari kemerdekaan."

"Hari kemerdekaan itu apa, sih, Mak?"
Si anak dalam petiduran berkhayalnya mulai menyidik.

"Hari kemerdekaan ya hari kemerdekaan. Lomba-lomba. Upacara. Tujuhbelasan."
Ibu asal jawab. Tangan masih lengket di kulit pembatas tulang kering.

Geliat sebentar, si kecil miring ke ibu. Bola mata tak menyembunyikan bingung.

"Tujuhbelasan itu apa, sih, Mak?"

Nafas panjang-pendek mengiringi jawab bunda janda itu.
"Tujuh belas Agustus, Ujang!"

"Kalau tujuh belas Agustus orang gantung kertas ya, Mak? Buat apa?"
Penasaran.

"Ya, rame-rame. Lagu-lagu perang. Untuk rayakan hari kemerdekaan. Begitu, Ujang!"
Setengah ngantuk.

"Hari kemerdekaan itu apa, sih, Mak?"
Repetisi tak bosan berluapan dari budak lelaki beralas bangkai koran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun