Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kisah Seorang Bapak di Warung Kopi

15 Februari 2019   23:27 Diperbarui: 15 Februari 2019   23:33 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sebuah warung kopi

seorang bapak memesan semangkuk bubur dan segelas kopi

legam di wajahnya tanda tergerus usia

Nafasnya memanjang bersamaan tetes-tetes peluh

mengalir di antara kelopak matanya

dari jaketnya tercium aroma pekat, asap knalpot motor tua,

yang masih dipaksa membawa penumpang mengitari lika-liku Jakarta


Bubur telah terhidang, si bapak sedang menatap gambar putrinya

pada layar telepon genggam

Bola matanya bergerak-gerak mengikuti jalan pikirannya yang berlarian

sunyi bertahan di sana, membiarkan panas matahari yang ganas

menembus tenda plastik yang sudah tipis,

memanggang punggung orang-orang yang bersembunyi di dalamnya


Warung kopi di sore itu

si bapak masih terpaku, membiarkan buburnya dihembus kipas angin yang sudah berdebu

Tiba-tiba nafasnya semakin cepat, diteguknya tiga kali kopi dari cangkir yang masih hangat

kali ini keringatnya mengucur deras, membasahi kepala sampai dagunya

"Buburnya dibungkus aja Mas. Saya harus ke rumah sakit. Anak saya sedang koma."

seketika matanya memerah, 

menahan tangis yang hampir pecah di atas meja triplek


Tergesa dia menyalakan motor tua, yang jalannya tersendat

karena ban yang sudah sedikit kempes

Si bapak meninggalkan orang-orang diam yang senang bersembunyi di balik tenda warung kopi 


Panas matahari sore itu terasa semakin ganas.  


(Jakarta, 15 Februari 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun