Mohon tunggu...
Samuel Liputra
Samuel Liputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Researcher

Peneliti tentang segala hal dan berbagi informasi tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Quantum Data Similar

15 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 15 Agustus 2022   09:09 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Data terus berkembang dan jika tidak dikendalikan, Maka akan berakibat fatal. - Leonard Kleinrock -

Pada artikel sebelumnya yang berjudul " Perkembangan Metaverse dan Gilgaverse (part 1)" , kita membahas bagaimana data terbentuk, manfaat, karakter yang berbeda beda. Salah satu yang kita bahas kemarin tentang NFT, smart contact dan Coin.

Memang telah kita pelajari bahwa data secara perlahan tetapi pasti akan terus berkembang pemanfaatannya dan berevolusi menjadi sebuah sistem yang secara siknifikan memiliki jalan cerita yang berbeda. Sehingga dari jalan cerita berbeda beda itu, Maka ditentukan sebuah "timeline" cerita untuk berkembang sebuah data.

Latar Belakang
Pada tahun 1880, adalah awal data Herman Hollerith mulai mencari sistem dasar penghitungan data. Hal ini di akibatkan karena adanya berita atau cerita yang kurang enak akibat pemilihan presiden Amerika pada saat itu.  

Sehingga pada saat ini tercipta sebuah alat bernama mesin tabulasi dengan kertas pons. Sebagai data awal yang masih sangat ringkas dan sederhana. Dari sini data secara perlahan semakin banyak terutama dalam penggunaan mesin ciptaan Herman Hollerith, Sehingga pada tahun 1911, H. Hollerith mengabungakan diri dengan beberapa perusahaan yang berbasis pada  perusahaan pengolahan data yang diawasi langsung oleh otoritas kebijakan Amerika pada saat itu. Perusahaan itu bernama  CTR company ( Computing Tabulating Recording) yang memegang  basis pertama sebuah data khususnya data yang berkaitan dengan pemerintah.

CTR company ini terus berkembang dan terus menyesuaikan diri dengan permintaan dalam skala besar Dan semakin rumit dalam mengambil inti dari data itu. Sehingga pada tahun 1924, CTR company berubah menjadi IBM ( International business Machine). Perubahan nama tersebut karena usul dari pemegang share terbesar CTR company pada saat itu.

Pada saat itu atas tekanan besar dari pemegang share terbesar perusahaan IBM,  Maka Herman menjalan bisnis dengan mengandalkan pengolahan data terpusat  dengan kompleksitas tinggi dan skala global (terlahir sistem komputerisasi data) .  Hal ini membuat Herman secara terang terangan menolak dan menentang tegas gagasan itu. Karena menurut Herman perbuatan tersebut merupakan hal yang melanggar dasar prinsip yang dia pegang selama ini.

Dengan ada komputerisasi data yang terpusat, akan terjadi yang namanya  "big crash" dalam segala bidang. Hal ini akan mengancam beberapa peran yang menjadi dari dasar pengembangan penghitungan data itu sendiri.

Tetapi apa yang terjadi, IBM tetap bertahap dengan konsepnya sehingga IBM menjadi sebuah komputerisasi data terbesar pada masanya. Dan dalam perkembangannya IBM memiliki banyak pesaing dengan   pemain sistem komputer yang berkembang. Tetapi dengan "idiologi" IBM berkembang dengan cepat. Sehingga IBM menjadi Salah satu pelopor lahirnya sistem pendataan terpusat dengan kompleksitas yang sangat tinggi pada zamannya.

Big Crash
Sering dengan perkembangan dan zaman yang terus berubah.  Apa yang di khawatirkan oleh oleh Herman Hollerith terjadi, dimana dengan "idiologi" yang dibawa oleh IBM, sistem secara perlahan berevolusi menjadi sebuah sistem data terpusat yang berbasis kepada komputerisasi menjadi menjadi sistem pemetaan data berbasis sistem atomic.

Dimana ini semua berubah setelah lahirnya Windows dan Mac Os. Dimana kedua operating sistem ini memiliki kemampuan yang menyerupai IBM tetapi memiliki grafik lebih sehingga lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh penggunaan. Pada saat inilah mau tidak mau sistem dalam IBM dipaksa berubah dengan fokus kepada pemetaan data terpusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun