Mohon tunggu...
Samuel Samuel
Samuel Samuel Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm Samuel, a Chinese-Indonesian who was born in Jakarta. Lives in Harapan Indah, Bekasi with both of my parents.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Kecil, Belajar "Menikmati Hidup" bersama Adera

10 Desember 2017   21:59 Diperbarui: 10 Desember 2017   22:02 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Inilah yang membuat kita melihat orang yang gajinya sudah teramat besar sekalipun, masih mau melakukan tindak korupsi, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa ia masih merasa "tidak cukup" dengan apa yang ia miliki. Berbagi pun dilakukan bukan karena kesadaran pribadinya, melainkan supaya uang "hasil kejahatan" tadi dapat bermanfaat bagi orang lain yang tidak tahu apa-apa soal uang tersebut, dalam artian money laundering secara tidak langsung. 

Realitas seperti inilah yang coba dikritik oleh lagu tersebut, sehingga kehadirannya mampu menjadi moodbooster bagi setiap mereka yang sudah pesimis, bahkan apatis, terhadap kondisi saat ini. Sajian lirik yang mudah dicerna, serta musik yang easy listening, membuat lagu ini menjadi lagu yang melekat, bahkan mampu dihidupi oleh setiap pendengarnya baik secara sadar maupun tidak. 

Sudah sepatutnya lagu-lagu seperti ini kembali dikembangkan, bahkan merajai tangga lagu di Indonesia, karena bangsa ini sudah mengalami "krisis bersyukur" yang sangat parah. 

Sudah sepatutnya juga kita, sebagai orang yang mungkin pernah mendengar lagu ini, mencoba mencari "kebahagiaan" serta "keutuhan hidup" lewat bersyukur dan berbagi kepada sesama kita secara tulus, tanpa pamrih supaya kita tidak hanya mampu mengumpulkan kekayaan secara material, namun juga mampu mengumpulkan kebahagiaan yang memampukan kita tidak hanya untuk "hidup bahagia" saja, tetapi juga "mati bahagia". 

Kini hatimu terasa 

Semua lebih sempurna 

Karena kau hidup 

Dengan seutuhnya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun