Mohon tunggu...
Samuel Siman
Samuel Siman Mohon Tunggu... Security - Mendukung Politik Kebangsaan Untuk Indonesia Jaya

gemar motret pemandangan kehidupan politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Utang Budi Penyandra Caketum Golkar

30 Juni 2019   18:27 Diperbarui: 30 Juni 2019   18:54 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Soesatyo yang hangat dicalonkan pesaing Airlangga. Sumber foto www.merdeka.com

Paska selesainya Pilpres 2019 dan ditetapkannya Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang ditetapkan oleh KPU hari ini. Dan akan dilantik nantinya pada tanggal 20 Oktober 2019.

Sedangkan koalisi telah resmi dibubarkannya untuk melakukan rekonsiliasi nasional antar partai pendukung pasangan calon presiden. Maka selesai sudah secara politik pembelahan masyarakat. Dan saatnya kembali secara besama-sama untuk membangun Indonesia.

Namun, semangat untuk melakukan rekonsiliasi nasional mesti berlandaskan kepada kebenaran dan juga ketatan kepada hukum yang berlaku. Tentunya hal ini bagian dari upaya menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia diatas kepentingan politik pribadi dan golongan.

Hal ini sepertinya tidak berlaku bagi internal partai Golkar. Semangat rekonsiliasi dan menyatukan perbedaan untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan kapasitas dan kewajiban masing-masing dari elemen bangsa.

Tersiar kabar bahwa ada transaksional jabatan dalam tubuh Golkar. Hal ini terkait dengan jabatan yang diemban oleh Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR RI. Dimana Bamsoet mendapatkan jabatan tersebut dari janji politik dengan beberapa kader Golkar, terutama dengan Airlangga yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Golkar.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Rizal Mallarangeng mengingatkan Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo untuk bisa menjaga kesolidan partai menjelang Musyawarah Nasional (Munas) akhir tahun ini.

Ini adalah sinyal bahwa ada kegaduhan dalam tubuh partai berlambang beringin. Dimana Bambang Soesatyo diingatkan untuk jangan lupa diri dan Jangan main kayu. Hal ini disampaikan oleh Rizal sebagai peringatan keras. Dengan istilah jangan lupa diri dan main kayu.

Jika mengikuti perkembangan Golkar, maka Bambang Soesatyo menjadi hangat dibahas sebagai caketum Golkar. Dalam beberapa kesempatan Bambang Soesatyo mendapat dukungan positif dari beberapa senior, termasuk Akbar Tanjung salah satu mantan Ketum Golkar.

Pergerakan Bambang Soesatyo juga telah menjangkau sejumlah pengurus daerah partai Golkar dan dukungan pun mengalir untuk bersaing dalam munas Golkar bersaing dengan Airlangga secara terbuka.

Kegaduhan ini menjadi tren tidak bagus bagi partai pengusung pemerintahan yang saat ini sedang memulai upaya rekonsiliasi politik untuk efektifitas pemerintahan untuk lima tahun kedepan.

Sebab ditenggarai langkah Bambang Soesatyo seperti yang diungkap Rizal Mallarangeng dalam berkompetisi tidak lagi elegan dan melabrak beberapa aturan. Terutama telah mengusuk kebersamaan partai dan janji politik untuk tidak menjadi saingan Airlangga dalam Munas Golkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun