Mohon tunggu...
Samudra Eka Cipta
Samudra Eka Cipta Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travel dan Jalan-Jalan

Jadikanlah Setiap Peristiwa Sebagai Guyonan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rocky Gerung: Syahganda Ditangkap karena Benar Bukan karena Benur

29 November 2020   13:27 Diperbarui: 29 November 2020   13:36 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syahganda Jumhur Hidayat ditangkap (https://kolega.id)

Pernyataanya yang disampaikan oleh Rocky Gerung pada acara penucuran dan bedah buku Pemikiran Sang Revolusioner: DR. Syahganda Nainggolan yang dilaksanakan pada Jumat lalu (27/11).  Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Rizieq Shihab, melalui voice note yang diputarkan oleh Mohsen Ahmad Al Attas. Dilansir dari akun youtube LDTV dengan judul video Sambutan IB HRS Pada Acara Peluncuran & Bedah Buku Pemikirnan Sang Revolusioner, pada menit ke 4:00 Rizieq Shihab juga menyempaikan beberapa poin Rizieq Shihab terkait pandangannya tentang sosok Syahganda Nainggolan pertama, Syahganda dianggap olehnya sebagai orang yang kritis dan berani menyampaikan gagasan. Kedua,  Syahganda Nainggolan juga dianggap sebagai sosok yang memiliki kemampuan pemikiran terkait sosial ekonomi yang mumpuni yang komperhensif maupun argumentatif. Ketiga, Syahganda Nainggolan dianggap tepat menempatkan dirinya sebagai kelompok oposisi yang bisa dianggap menjadi kontrol sosial terutama bagi pemerintah. Sehingga orang-orang seperti Syahganda dan kawan-kawan yang diangkap dijadikan sebagai "sparing partner" dalam berdebat yang argumentatif bukan dibungkam dengan borgol lalu dimasukkan ke dalam penjara.

Setelah Rizieq Shihab menyampaikan sambutannya, acara peluncuran buku tersebut diisi oleh Rocky Gerung selaku pemteri. Namun yang menarik dari apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung, ia kemudian menyampaikan suatu statement sesuai dengan judul dari artikel ini. Bahkan menurutnya, kehadiran Rizieq Shihab dan FPI dalam diskusi yang diselenggarakan oleh KAMI akan menimbulkan maneuver politik bagi kelompok oposisi dari pemerintahan Joko Widodo dengan terbentuknya "Poros Politik Petamburan -- Menteng". Menurut Rocky Gerung seperti dalam video yang diunggah dalam kanal youtube pribadinya berjudul Koalisi Gatot Murmantyo-Habib Rizieq Bikin Ngeri-Ngeri Sedap pada (28/11) yang dimaksud poros politik tersebut adalah bersatunya FPI dengan KAMI dalam membentuk kekuatan politik oposisi. Pertemuan antara Rizieq Shihab dengan Gatot Nurmantyo dianggap oleh Rocky Gerung karena memiliki kesamaan dalam upaya untuk memperbaiki bangsa. Dimana kehadiran Rizieq Shihab membawa misi yakni "Revolusi Akhlak" yang artinya Rizieq menginginkan agar akhlak masyarakat Indonesia dapat segera diperbaiki, sedangkan Gatot Nurmantyo hadir dengan membentuk "Moral Politik" sehingga kekuatan politik tersebut dianggap oleh Rocky Gerung sebagai "komposisi" yang pas. Sehingga poros merupakan gabungan dari pengolahan akhlak dan moral yang dilakukan oleh Rizieq-Gatot dan didasarkan oleh kemampuan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing tokoh oposisi tersebut.

Terkait dengan Syahganda Nainggolan yang ditangkap oleh Aparat Kepolisian, seperti yang disebutkan oleh Rocky Gerung dengan judul video yang telah disebutkan di atas, sosok Syahganda dianggap oleh Rocky Gerung sebagai "katalisator" atau bisa dikatakan sebagai penyambung lidah dan pikiran dari Koalisi Rizieq-Gatot. Maka penangkapan Syahganda sangat disayangkan oleh kelompok oposisi, terlebih Syahganda ditangkap bukan karena kasus korupsi seperti yang dialami Edhy Parbowo. Tentunya,  ini juga yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menyiapkan "kader istana" untuk memiliki narasi-narasi ilmiah politik agar ketika berdebat dengan kelompok oposisi terkait dengan kondisi negeri ini meskipun jauh dari tahun politik 2024 yang akan datang namun harus dipersiapkan. Karena bagi penulis, kelompok oposisi saat ini sedang membangun narasi-narasi ilmiah politik yang sangat massive yang berisikan tentang anti-thesis dari apa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Rizieq Shihab juga dipandang oleh Rocky Gerung sebagai "intelektual" yang politik. Kemudian kelompok oposisi yang memproyeksikan Rizieq sebagai "si Pitung" dalam hal keberaniannya melawan narasi sekaligus kebijakan dari kelompok pemerintah.

Namun, banyak orang yang kemudian mempertanyakan sosok Rizieq Shihab yang dianggap terlampau kanan apalagi citra FPI sepuluh tahun lalu yang dikenal "ormas perusuh", suka menggebrek tempat hiburan malam terlepas dari kontroversial yang dilakukannya. Disisi lain, publik juga tidak tahu baik disengaja maupun tidak terkait dengan pertolongan FPI di Aceh pada Tsunami 2004 Desember lalu tepatnya 16 tahun lalu yang kemudian tidak disoroti oleh publik. Tentunya asumsi-asumsi tentang Rizieq Shihab dibantahkan oleh Rocky Gerung pada menit ke-6:16 seperti judul video yang disebutkan diatas, yang menyebutkan Rizieq Shihab juga mampu mempertemukan spectrum "politik tengah" yang terdiri dari golongan buruh seperti seorang perwakilan buruh yang datang ke Petamburan beberapa waktu lalu dalam acara penyambutan Rizieq Shihab yang bernama Iyuth Pasudungan merupakan perwakilan Serikat Buruh Mandiri yang menyampaikan keluh kesah langsung pada Rizieq Shihab dalam konteks UU Cipta Kerja. Kemudian, Rizieq juga mempertemukan Lieus Sungkharisma yang juga merupakan tokoh oposisi yang sempat ditangkap karena dianggap Makar oleh pihak kepolisian. Terakhir, Rizieq bertemu dengan Gatot dalam membentuk poros Politik Petamburan-Menteng juga mempertemukan kelompok lain seperti pluralis maupun pejuang hak asasi manusia. Meskipun narasi-narasi yang disampaikan oleh Rizieq tidak begitu diterima oleh kalangan masyarakat luas. Dalam ilmu bahasa itu dikenal sebagai "Parole" yang dikutip dari Kumparan.com yang ditulis pada (14/2) dengan judul artikel Mengenal Sosok Ferdnand de Saussure, Pelopor Linguistik Modern  dalam artikel itu istilah tersebut diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure yang menyebutkan palore adalah suatu makna dalam bahasa yang lebih konkret artinya jika dikaitkan apa yang disampaikan oleh Rizieq Shihab adalah konkret dalam kaitannnya membangun narasi-narasi politik sekaligus memiliki makna yang sama dengan para tokoh oposisi lain seperti Gatot dan kawan-kawan. Namun cara penyampaiannya beda artinya Rizieq selalu menyampaikan bahasanya  secara "nyablak" yang sangat melekat pola komunikasi pada Masyarakat Betawi. Sehingga ini juga yang disinggung oleh Rocky Gerung sebagai "langgam politik" untuk menghadapi ketegangan politik saat ini.

Samudra Eka Cipta (29 November 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun