Mohon tunggu...
venan samudin
venan samudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - pemulung

Cintai Terang Kebijaksanaan!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Penderitaan bagi Manusia

20 Mei 2021   09:25 Diperbarui: 20 Mei 2021   09:45 2923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi pengikut Kristus bukanlah suatu hal yang mudah. Karena kita mesti memenuhi beberapa syarat yang ditawarkan Kristus sendiri terlebih dahulu. Satu dari sekian syarat itu adalah harus rela memikul salib setiap hari (Luk.9:22-25). Salib dalam hal ini adalah penderitaan. Maka dari itu menjadi pengikut Kristus berarti rela untuk menderita. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh umat Kristen (katolik) bahwasannya melihat realitas yang terjadi belakangan ini, sungguh sangat memprihatinkan.

Banyak dari antara kita yang melihat penderitaan sebagai bencana, penderitaan tak lebih dari sebuah momok yang menghancurkan dan menakutkan lantas harus dihindari. Manusia lebih memandang penderitaan dari sisi negatifnya saja. Padahal bagi kita orang Kristen, penderitaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi pengikut Kristus. Penderitaan adalah harga yang harus dibayar dalam mengikut Yesus, barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku (Mat 10:38).

  • Penderitaan Sebagai Hukuman

Penderitaan juga dipandang sebagai sebuah hukuman yang dijatuhkan Tuhan kepada manusia. Manusia patut mendapat hukuman alasannya ialah karena manusia telah merusak tatanan hidup sosial yang ada.[4] Manusia telah merusak tatanan hidup sosial kemasyarakatan dengan berbagai kebijakan keliru yang merupakan hasil olahan akal budi manusia semata. Karena alasan demikianlah manusia sudah selayaknya mendapat hukuman dengan tujuan supaya manusia bertobat. 

Hukuman dalam hal ini mempunyai nilai positifnya dan bukan sekedar tentang membalas kejahatan objektif terhadap pelanggaran dengan kejahatan lainnya.[5] Hukuman yang menimpa manusia lebih merupakan usaha untuk dapat membangun kembali kesadaran dalam diri manusia yang menderita supaya dapat bangkit dari keterpurukan dosa dan akhirnya akan kembali kepada Allah. 

  • Proses Membangun Iman  

Penderitaan melatih iman dan kesabaran kita, memperdalam kerinduan kita terhadap Allah. Penderitaan yang kita alami dalam kehidupan ini sejatinya memiliki makna yang besar. Tuhan melalui penderitaan, bisa saja hanya untuk mengukur kualitas iman kita kepada-Nya. Ia ingin mengetahui seberapa besar dan kuatnya kasih dan cinta kita kepada-Nya. Dengan terus didatangi oleh berbagai penderitaan, iman kita justru akan ikut diterpa agar semakin kuat. Ketika kita dibersihkan melalui penderitaan (Why.7:14), iman kita menjadi tahan uji dan menjadi lebih berharga daripada sebelumnya.  Penderitaan sangat penting untuk membangun iman umat manusia (Kristen/Katolik).

  • Penderitaan Merupakan Wujud Kasih[6] 

 Penderitaan yang dialami manusia juga merupakan wujud kasih Allah kepada manusia. “Realitas menunjukkan ada banyak penderitaan yang tidak dapat dikategorikan sebagai hukuman”.[7] Penjelasan sebelumnya yang mengatakan bahwa pnderitaan lebih merupakan hukuman atas dosa, ternyata tidak berlaku untuk semua jenis penderitaan. “Ada penderitaan sebagai buah cinta”.[8] Ada orang yang mau menderita karena ingin membantu orang-orang yang tengah menderita. Misalnya, penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus. Penderitaan Kristus lebih merupakan aksi membantu, dalam hal ini demi membantu manusia dari cengkraman dan kungkungan dosa. “Seperti Yesus solider dengan umat manusia, karenanya Dia harus menderita, maka manusia seyogianya juga rela menderita demi mengangkat sesama kita yang menderita”.[9] 

  • Sikap Terhadap Penderitaan 

Kita telah mengenal bermacam makna yang dapat kita petik di balik penderitaan yang selalu menimpa kehidupan manusia. Penderitaan yang dikenal sebagai momok menakutkan ternyata menyimpan makna yang amat besar bagi kehidupan si penderita. Setelah memahami makna-makna yang terkandung di balik penderitaan, selanjutnya bagaimana sikap kita terhadap penderitaan?

Penderitaan akan datang dalam segala situasi dan kondisi kehidupan manusia. Siapa pun dia pasti tidak akan luput dari hantaman sang “monster” penderitaan. Pederitaan jika dihadapi dengan bijak pastilah membawa manfaat yang tidak sedikit untuk manusia. Namun demikian tidak dapat disangkal pula bahwa di dunia ini hanya terdapat segelintir manusia saja yang dapat menghadapi penderitaan dengan bijak. Sedangkan selebihnya lebih memilih untuk menghindari penderitaan. 

Sebagai orang Kristen, bagaimana sikap kita terhadap penderitaan? Seperti penjelasan sebelumnya yang mengatakan bahwa penderitaan sesungguhnya memiliki makna yang besar untuk kehidupan, maka sebagai pengikut Kristus kita mesti menerima kehadiran penderitaan dengan hati yang lapang dan bijaksana. 

Karena penderitaan mempunyai makna yang sangat besar untuk kehidupan kita sendiri. Melalui penderitaan kita sesungguhnya telah mengambil bagian dalam penderitaan yang dialami oleh Kristus sendiri beberapa abad lalu. Penderitaan mengajarkan banyak hal kepada kita, antara lain menyadarkan kita sebagai pihak yang bersalah sehingga Tuhan membiarkan penderitaan itu menghampiri hidup kita. Penderitaan menyadarkan kita agar meninggalkan kebiasaan buruk (kejahatan) dan sesegera mungkin kembali kepada jalan kebenaran yaitu Tuhan sendiri. Sebagai orang beriman Kristen (Katolik) kita hendaknya mengahadapi penderitaan dalam suasana hati yang gembira terutama jika penderitaan yang kita alami disebabkan oleh iman kita yang teguh kepada Kristus. Di balik penderitaan pasti ada kebaikan yang akan diberikan Tuhan kepada kita.

  • PENUTUP 

Penderitaan adalah misteri, siapa pun di dunia ini pasti tidak akan pernah luput dari hantaman penderitaan. Di era digital ini banyak dari antara kita yang menilai penderitaan sebagai bencana belaka yang membuat hidup manusia semakin terpuruk dan sengsara. Penderitaan dipandang sebagai hukuman yang tak mungkin terelakkan lagi bagi yang memilih untuk hidup. Penderitaan hanya dipahami sebagai sebuah momok yang menakutkan dan karena itu harus dihindari sejauh mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun