Mohon tunggu...
SAMSUTO
SAMSUTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Menulis menjadikan diri kita hidup "abadi", menulis membuat ide terus berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

4 Agustus 2022   11:50 Diperbarui: 4 Agustus 2022   11:56 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kini, Keriput wajahmu yang menua

Adalah lukisan cinta tak terkatakan

Disetiap lipatannya berisi cerita

yang tersimpan rapi

Bak bait puisi yang indah

Tak terbaca oleh mata

Yang tak merasai sajian cinta

Mata lamurmu

Yang lelah tetap memancar jiwa yang hangat

Seperti tatapan mentari senja yang meneduhkan

Usapanmu yang melemah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun