Mohon tunggu...
Samsul Bahri
Samsul Bahri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Universitas Teuku Umar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lautnya Luas, Kok Nelayan Indonesia Masih Tetap Miskin?

26 April 2022   01:46 Diperbarui: 26 April 2022   01:59 2301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto www.voi.id

Pertanyaan yang sering tidak masuk akal bagi kita mungkin tertera jelas seperti pada judul artikel ini. Indonesia yang notabene negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua terbesar setelah Canada justru tidak banyak membantu kesejahteraan masyarakat pesisir, kok bisa?

Sebelum kita lanjutkan pembahasannya, perlu kita garis bawahi tentang pengertian masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir. Secara bahasa, masyarakat pesisir dapat diartikan sebagai masyarakat yang secara geografis hidup pada wilayah pesisir, sedangan masyarakat nelayan adalah masyarakat yang perekonomiannya sangat bergantung pada wilayah pesisir dan laut seperti aktifitas budidaya dan menangkap ikan.

Lalu mengapa masyarakat nelayan Indonesia  masih identik dengan kata miskin?

Sebenarnya jika mengacu pada data statistik kependudukan Indonesia  pada tahun 2017, jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan mencapai 27,77 juta orang (10,64% dari jumlah total penduduk). 

Meskipun secara persentase jumlah penduduk miskin di Indonesia  mengalami penurunan, namun secara angka justru mengalami peningkatan sebesar 6,90 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 27,76 juta orang, dimana telah terjadi pertumbuhan penduduk yang signifikan sehingga berpengaruh secara persentase kependudukan.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2015, masyarakat nelayan menyumbang sekitar 32,14% angka kemiskinan dari total 100% persen yang ada di Indonesia . Mendekati 1/3 dari total persentase data dan sangat bertolak belakang dengan potensi dan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada di negara kita , lagi-lagi kita bertanya kok bisa?

Ternyata, menurut Ferry Joko Julianto (2015) beberapa hal yang menyebabkan terhambatnya kesejahteraan nelayan Indonesia adalah karakteristik sosial dan budaya yang belum kondusif, struktur armada perikanan yang masih didominasi oleh usaha tradisional dengan keterbatasan pemahaman dan teknologi perikanan tangkap. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muslim Sabarisman (2017) hanya 241.889 unit kapal ikan yang tergolong pada kategori moderen dari total 241.889 yang masih berstatus perahu tanpa motor.

Bahkan menurut Mubyarto (1984) masyarakat nelayan identik lebih miskin jika dibandingkan dengan masyarakat petani. Sehingga masyarakat nelayan digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin.

Lalu bagaimana solusinya?

Perlu dipahami bahwa masalah kemiskinan masyarakat nelayan bersifat multidimensi sehingga dibutuhkan cara yang kompleks dalam proses penyelesaiannya. Bukan solusi parsial yang hanya menyelesaikan satu atau beberapa bagian permasalahan saja.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai upaya solusi adalah kebijakan pemerintah yang harus mendukung dan berprinsip pada masyarakat nelayan, melibatkan masyarakat sebagai subjek penanggulangan kemiskinan dan bukan bersifat top down, memberikan transfer ilmu dan teknologi moderen kepada masyarakat nelayan secara frekwentif sebagai upaya efektifitas aktifitas yang mendukung meningkatnya produktifitas penangkapan ikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun