Mohon tunggu...
SAMSUL MUARIF
SAMSUL MUARIF Mohon Tunggu... Notaris - manusia

be nice to your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa dalam Implmentasi DRPPA di Desa Kebondalem dalam Pembentukan FAD dan SAPPA

5 September 2022   17:10 Diperbarui: 5 September 2022   17:16 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 KKN merupakan kegiatan wajib mahasiswa menuju semester akhir. KKN dikhususkan untuk mahasiswa S1. KKN wajib diikuti sebagai syarat kelulusan dan juga sebagai salah satu sarana untuk menerapkan tri dharma perguruan tinggi..

Tema kkn kali ini adalah "Menabur Bakti desa ramah perempuan dan peduli anak". Dengan mewujudkann program DRPPA yaitu  desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa, yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, berkelanjutan, sesuai dengan visi pembangunan Indonesia. Dan desa memang merupakan tempat yang sentral untuk awal untuk penerapan DRPPA ini karena tempat yang sangat dekat dengan masyarakat.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengatakan membangun Indonesia dari desa untuk menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing sangat tepat dilakukan bersama agar tidak ada satu orang pun yang tertinggal (no one left behind). Membangun desa dalam berbagai bentuk inovasi dapat berkontribusi positif bagi perempuan dan anak karena sekitar dua-pertiga penduduk desa adalah perempuan dan anak, serta menjadi strategi untuk mencapai akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di seluruh desa di Indonesia.

Setelah melakukan pengorganisiran selama 14 hari tekait data dan pengenalan lingkungan di desa kebondalem ada beberapa permasalahan yang mahasiswa kkn dapatkan diantaranya ekonomi (kurangnya produktifitas peempuan) anak anak usia dasar yang kesulitan baca tulis. Kerena memang keterlibatan perempuan di desa kebondalem sangat minim dan akibat pademi covid 19 selama 2 tahun yang menyebabkan tidak makasimalnya proses belajar.

dokpri
dokpri

 Setelah memetakan permasalahan di desa kebondalem mahasiswa kkn mengundang semua pewakilan masyarakat diantaranya ormas (fatayat, muslimat, ansor, dan karang taruna), perangkat desa, PEKKA (Perempuan KepalA Rumah Tangga) , Perwakilan guru kebondalem dan pemuda desa untuk melakukan FGD (Fokus Grub Discussion). Pemilihan masyarakat untuk diskusi tersebut disesuaikan dengan topik diskusi dan latar belakang pengetahuan masyarakat yang beguna untuk mengumpulkan informasi, membangun konsesus, mengklarifikasi informasi yang ada dan mengumpulkan bebagai pendapat pada isu tetentu sesuai dengan tema.

 Menurut ibu khusnul ( ketua muslimat kebonalem) " karena di desa kebondalem masyarakatnya mayoritas sumber penghasilannya bersumber dari pertanian dan panennya harus menunggu sekitar 4 bulan, dan juga perempuan di desa kebondalem masih dibenturkann oleh kontruksi sosial yaitu budaya perempuan hanya melakukan pekerjaan domestik saja ( hanya mengurus rumah dan anak), maka dari itu mahasiswa kkn sesuai dengan kebutuhan masyarakat kebondalem yaitu melakukan pelatihan untuk ekonomi mandiri perempuan di desa kebondalem (sabtu, 13 agustus 2022).

Meurut bu dian pewakilan dari guru sekolah dasar di keondalem "karena selama 2 tahun proses belajar dilakukan secara daring maka proses belajar sangat tida maksimal imbasnya banyak anak anak yang masih belom bisa membaca sampai kelas 5"

dokpri
dokpri

Kesimpulan dari hasil FGD dari perempuan adalah kurangnya produktifitas dari perempuan di desa kebondalem dan permasalahan dari anak anak kebondalem adalah keterlambatan dalam hal membaca. Maka dirasa perlu adanya wadah untuk menjawab permasalahan pemasalahan yaitu adanya  FAD (Forum Anak Desa) dan SAPPA (Sahabat perempuan dan peduli anak ) di desa kebondalem. Dilanjutkan dengan sosialisasi terkait pembentukan dan pemilihan kader FAD dan Relawan SAPPA yang didampingi oleh bu fitri dosen dari IAI Ibrahimy .dan juga jawaban dari pemasalahan desa kebondalem melalui FGD tersebut adalah adanya sosialisasi kerajinan tangan untuk membangun ekonomi mandiri dan pembelajaran di luar jam sekolah yaitu GELIAD (Gerakan Literasi Anak Desa )  untuk memaksimalkan anak anak yang tetingga akibat pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun