Mohon tunggu...
Samsul Ariski
Samsul Ariski Mohon Tunggu... Psikolog - Founder Psikografi ID

Studi kepribadian, minat, bakat, dan gaya hidup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterampilan Politik: Studi Psikologi Organisasi

30 September 2020   03:45 Diperbarui: 30 September 2020   03:46 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Studi politik organisasi telah menjadi topik populer bagi banyak orang dan organisasi telah lama dianggap sebagai arena politik. Mintzberg (1983) politik didefinisikan sebagai perilaku individu atau kelompok yang biasanya disruptif, tidak sah dan tidak disetujui oleh otoritas formal, ideologi, atau keahlian yang tidak bersertifikat. 

Namun, baru-baru ini para peneliti mengkonseptualisasikan politik bukan sebagai fenomena buruk atau baik, tetapi lebih untuk diamati, dianalisis, dan dipahami dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang organisasi dan bagaimana politik dilakukan.

Politik dapat dikonseptualisasikan sebagai cara informal yang mana orang mencoba mengambil pengaruh dalam organisasi melalui pengelolaan makna bersama (Sederberg, 1984). 

Penelitian tentang organisasi menunjukkan bahwa politik organisasi adalah kebenaran mendasar dari kehidupan organisasi. Selanjutnya, mengingat ketidakpastian yang ada pada konteks organisasi kontemporer, sehingga berpolitik dalam organisasi adalah sebuah fenomena yang kemungkinan akan menetap.

Pertanyaannya bukan apakah organisasi secara inheren bersifat politis, melainkan bagaimana individu mengelola politik organisasi? Kami percaya bahwa individu-individu yang berhasil menavigasi melalui kebijakan dalam organisasi, dan yang mahir dalam pengaruh interpersonal, memiliki keterampilan politik. 

Kemudian, Perrewe et. al. (2010) berpendapat bahwa keterampilan politik meliputi keahlian yang tidak hanya positif, tetapi juga penting dalam tenaga kerja saat ini (Ferris et al., 2005). 

Konteks organisasi kontemporer dalam hal ini redesain dan restrukturisasi organisasi telah menciptakan lingkungan yang memaksimalkan interaksi sosial sebagai fitur utama pekerjaan. 

Perubahan tersebut membuat Perrewe et al. (2010) mendefinisikan kembali arti 'pekerjaan'. Semula sebagai serangkaian tugas dan tanggung jawab yang statis menjadi sebuah 'pekerjaan' yang dinamis, cair, dan terus-menerus mengubah peran yang diperlukan untuk beradaptasi dengan turbulensi pada konteks organisasi (Cascio, 1995). 

Akibatnya, pekerjaan terorganisir dalam tim, di mana individu bekerja secara kolaboratif dan saling tergantung untuk menghasilkan produk dan layanan. Dengan demikian, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi efektif dalam pengaturan ini semakin bersifat sosial dan disebut sebagai keterampilan politik.

Perrewe et. al. (2010) mendefinisikan keterampilan politik sebagai kemampuan untuk secara efektif memahami orang lain, dan menggunakan pengetahuan semacam itu untuk memengaruhi orang lain dalam bertindak, dengan demikian dapat meningkatkan tujuan pribadi dan atau organisasi. Individu yang terampil secara politik maka secara sosial cerdik, dan sangat menyadari perlunya bersikap dan bertindak secara berbeda dalam situasi dan orang yang berbeda (Perrewe et. al., 2010). 

Oleh karena itu, individu tersebut memiliki kapasitas untuk menyesuaikan perilaku pada situasi yang berbeda dan berubah serta melakukan dengan cara yang tulus dan dapat dipercaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun