Mohon tunggu...
Ganda Samson
Ganda Samson Mohon Tunggu... Ilmuwan - Hidup Matinya Seorang Penulis

Lahir di Pematang Siantar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menimbang Hatta

5 Agustus 2021   19:07 Diperbarui: 5 Agustus 2021   19:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa tahun lalu (2010) seorang politisi terkenal menulis di koran nasional. Di harian cetak nasional itu dia mengajak masyarakat Indonesia merawat pikiran Hatta, khususnya tentang ekonomi. Tetapi, tanpa bermaksud mengatakan bahwa tulisan itu sebetulnya hanya basa basi, pikiran-pikiran ekonomi Hatta memang tidak begitu populer, bahkan di Indonesia. Sebab Koperasi justru kurang greget dibanding negara Kapitalis seperti Amerika Serikat.

Sarjana ekonomi dari Belanda itu juga tak banyak menulis tentang Koperasi, dibanding masalah-masalah lainnya. Meskipun Hatta menjadi orang pertama yang mendukung berdirinya Fakultas Ekonomi UNPAR, yang saat itu masih berstatus Sekolah Tinggi Perdagangan. "Supaya peningkatan kesejahteraan di bumi Pasundan lebih nyata seusai Revolusi", katanya.

==========

Dalam 'Demokrasi Kita' Hatta menunjukkan bahwa sepanjang 1945-1957 Demokrasi di Indonesia belumlah terencana dengan baik. Itu pula sebabnya Rm. Magnis-Suseno (1996) menyatakan bahwa implementasi Demokrasi tak se-konkret yang diimpikan, meskipun disertasi Buyung Nasution mengatakan bahwa proses Konstituante Hasil Pemilu 1955 setidaknya sudah berjalan 85% sehingga proses berdemokrasi tidak bisa dianggap gagal.

Andia, pada Oktober 1945 Hatta mengeluarkan Ma'loemat X yang mengajak setiap kelompok sosial pada masyarakat Indonesia bergairah untuk berorganisasi. Lantas pada 1948 Hatta mengorganisasikan struktur militer yang akhirnya berujung pada soal Madiun. Seperti kata Ingleson (1983), dalam konteks inilah kita harus mengatakan ya pada kemampuan Hatta sebagai administratur handal. Tidak dapat ditolak jika misalnya Hatta dianggap sebagai bapak TNI; tetapi peran perjuangan Jenderal Sudirman adalah soal politik pula.

Maka disertasi Herbert Feith (1962) tentang jatuh bangunnya Demokrasi Konstitusional akan menjadi redup. Tetapi memang bukan itu soalannya. Kabinet yang silih berganti dalam periode yang terlalu cepat bukanlah kesalahan Hatta. Sebagai negara muda, teramat wajar jika Republik terlalu banyak ber-eksperimen dalam konteks sosio-politik yang juga konstitusional.

==========

Desember 1956 Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden, dan Maret 1957 meletus pemberontakan PRRI yang menurut Barbara Harvey (1992) merupakan penolakan terhadap Komunis dan sentralisasi model Soekarno. Dalam percakapan saya dengan Kolonel Purn. Ventje Sumual beberapa tahun lalu, terungkap bahwa sebagian besar anggota militer ternyata lebih loyal kepada Hatta tinimbang Soekarno. Termasuk pada jajaran Komandan Teritoral kala itu. 

Lalu September 1958 pemberontakan itu berhasil dipadamkan atas inisitif komandan Ahmad Yani. Persoalan Sungai Dareh pun selesai dan Alain Pope kemudian dipenjara, yang konon bebas atas intervensi Soekarno.

Sampai dua kali Soekarno menjelaskan kepada Hatta bahwa komunisme di Indonesia tidak boleh disamakan dengan hasil akhir Perang Dunia II. "Orang Komunis di Indonesia sesungguhnya tetap beragama', katanya. Tetapi Hatta tidak bergeming. Dan Meutia (yang kemudian menjadi doktor Ilmu Antropologi) harus menerima bentakan keras ayahnya karena ketahuan menguping pembicaraan kedua tokoh bangsa itu.  

Hatta yang alim dan spiritualis itu juga dikenal sebagai seorang sosialis... dan itu menjadikan dia sama seperti Sutan Sjahrir, sesama 'Orang Padang' yang memilih jalan lain. Paling tidak harus dikatakan bahwa Hatta adalah seorang Sosialis Religius, lebih dari apapun, bahkan melampaui karakter pribadinya sebagai seorang revolusioner. Saya mendengar pula bahwa pada 1950 Hatta pernah mengingatkan Sjahrir supaya jangan berhadap-hadapan dengan Soekarno secara politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun