Mohon tunggu...
Ganda Samson
Ganda Samson Mohon Tunggu... Ilmuwan - Hidup Matinya Seorang Penulis

Lahir di Pematang Siantar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

PKC

23 Juli 2021   10:07 Diperbarui: 23 Juli 2021   10:33 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menyimak pidato Xi Jinping pada awal peringatan HUT PKC beberapa hari lalu, kita langsung ingat bahwa itu adalah bagian dari memorable atas Deng Xiao Ping yang diucapkannya tahun 1981. "Lompatan jauh ke depan" merupakan simpulan Deng atas Partai Komunis Tongkok setelah perjalanan ke Selatan yang melegenda. Bukan Revolusi Kebudayaan Mao Tse Tung 1965/1966 yang konon "merekonstruksi negara" namun memakan banyak korban, termasuk generasi terakhir Dinasti Qing dalam diri kekaisaran Fu Yi.

"Tanpa Deng, sejarah Tiongkok mungkin akan tetap sama", kata Liu Shao Qi, sahabatnya ketika menentang Mao. Dan banyak orang mengaminkan Shao Qi, termasuk ayahnya Xi Jinping, yang saat itu menjadi pejabat teras partai.

Maka tuduhan terhadap Deng mengemuka dengan sangat keras, bahwa faktanya dia memang bermuka dua. "Tidak jadi soal", kata Deng, yang kemudian terkenal dengan pragmatismenya: "Tidak soal juga jika kucing itu berwarna apapun, asal bisa menangkap tikus".

"Kucing berwarna apapun" memang seperti melawan Mao, yang selalu berkonotasi merah, bukan yang lain. Dalam hal itulah Deng melihat bahwa kepribadian harus tetap berwarna yang sama, yaitu PKC, kepribadian China... tetapi tidak ada salahnya jika memutar haluan menjadi kaya, seperti halnya Lee Kwan Yew di Singapore.

Mr. Lee menjadi bagian dari perjalanan pragmatisme Deng, meskipun bukan bagian dari Tiongkok. Tetapi negara di kawasan Asia Tenggara itu menjadi contoh, yang nantinya menjelma dalam skala yang lebih besar. Maka ketika Lee menertibkan mahasiswa yang amburadul dan sok tahu, Deng juga melakukannya. Tidak seperti Soekarno yang berkoar-koar, "Berikan aku sepuluh orang pemuda...." Orang-orang muda hanya bikin masalah, katanya.

Maka Tiananmen dan Revolusi 1992 menjadi indikatornya. Perubahan terjadi dimana-mana dan Shanghai menjadi kota terkenal di dunia melampaui momen perpindahannya ke Beijing yang sekaligus membangun Forbidden City. Utamanya masyarakat harus diubah, yang dinina-bobokkan sejak perang candu dan kekaisaran yang korup, katanya.        

==========

Saya sendiri percaya bahwa Tiongkok mengalami dua kali Revolusi dalam tempo 10 tahun, yakni pada 1911 dan 1921. Disertasi Martin Lipset telah pula sangat meyaknkan. Tetapi intinya bukan itu. Dengan ini harus dinyatakan bahwa Revolusi Politik 1921 dan kemerdekaan 1949 tidak ada artinya tanpa Perubahan Sosial. Sementara perubahan sosial terpenting adalah berubahnya karakter masyarakat menjadi lebih Terbuka, Efektif, dan Modern.

Inilah yang barangkali dimaksudkan Deng, selanjutnya oleh Xi Jinping baru-baru ini. Lantas perkakas teknologi pun menguasai. Pertanyaannya, sejuah mana peran partai dalam menghadapi teknologis dimaksud?

Ketika semangat membangun mentari baru telah diwujudkan, tetap saja negara ada di atas teknologi itu. Tetapi paham negara yang digangsir Partai Komunis China itu masih sejalan dengan GWF Hegel. Artinya, ketika masyarakat dipaksa untuk berubah, toh negara sendiri tidak melakukannya.

Maka civil society pun gersang, dan Demokrasi menjadi semakin mandul saat masyarakat tetap tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi negara. Orang Indonesia masih percaya bahwa Demokrasi ekuivalen dengan kemakmuran? Pada akhirnya hanya pepesan kosong, seperti halnya di Tiongkok. Dan mungkin kita hanya bisa setengah percaya terhadap Xi Jinping.

Selamat Ulang Tajhun ke 100, PKC!

Terimakasih dan salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun