Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Taj Mahal, Simbol Kejayaan, Ironi dan Jiwa yang Mendamba

12 Oktober 2017   22:45 Diperbarui: 12 Oktober 2017   23:04 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Taj Mahal, suatu moseleum berbahan marmer pualam putih, di area kompleks 17 ha, terletak di kota Agra -- di tepian selatan sungai Yamuna (satu dari tiga sungai suci dalam kepercayaan Hindu, -- negara bagian Uttar Pradesh India -- dapat ditempuh dalam 3 jam perjalanan dari Delhi melalui jalan tol yang mulus tetapi bertarif murah. Moseleum tersebut dibangun oleh Shah Jahan -- Penguasa kelima Dinasti Mogul yang berasal dari Asia Tengah memerintah (1628-1658), sebagai kenangan kepada isteri ketiganya Mumtaz Mahal -- putri Persia. 

Mumtaz Mahal melahirkan 14 orang anak dalam 19 tahun perkawinannya. Hanya 6 (4 putra dan 2 putri) yang hidup. Dari dua isteri sebelumnya (disamping seribuan gundik), Shah tidak mendapatkan keturunan. Mungkin karena terlalu dipaksakan seperti pabrik dan sudah beranjak tua, badan Mumtaz jadi rawan penyakit, dia meninggal pada usia 43 tahun. 

Dinasti Mogul termasuk dalam tiga dinasti Islam besar pada zamannya bersama dinasti Ottoman Turki dan Safavid (Persia). Taj Mahal dipandang sebagai satu di antara master piece kejayaan arsitektur pada zaman itu. Rabindrath Tagore -- Penyair pemenang Nobel -- menjulukinya sebagai butiran airmata di pipi sang waktu.  

Mempekerjakan 20 ribuan seniman pahat terbaik di dunia, termasuk dari kerajaan Ottoman,  di bawah dewan Arsitek Negara  Ahmad  Lahauri, pembangunan seluruh kompleks (termasuk masjid di sisi kiri dan guest house di sisi kanan, serta kompleks penjaga di sebelah luar) selesai dalam 22 tahun. Konon para senimannya dibaiat untuk tidak menerima order memahat setelah itu, dan kepala arsiteknya dicripple tangannya.

Tata letaknya simetris harmonis. Fondasi bangunannya penuh dengan bantalan kayu log sebagai peredam mengurangi efek gempa. Keempat menaranya (masing-masing setinggi 55 meter) dibuat sedikit miring keluar, untuk mengantisipasi kalau roboh misalnya karena gempa, tidak akan menimpa bangunan dan kubah utama. Dipuncak kubahnya, dulu dipasang berlian tunggal. Tetapi konon permata tersebut dibawa ke London  pada zaman Inggeris. 

Saya sudah mengunjungi British Museum, London beberapa tahun yang lalu.  Memang di sana ada berlian permata terbesar di dunia, yang diakui dari India -- tetapi tidak disebut itu berasal dari puncak kubah Taj Mahal.  Seni pahatnya kelas wahid, penuh dengan permata dan batu berharga. Kilauannya sangat indah apabila disiram cahaya bulan purnama. Pembangunan Taj Mahal  menghabiskan uang perbendaharaan negara sebesar 32 juta rupee (atau setara 827 juta USD pada tahun 2015). Taj Mahal -- dikunjungi turis hingga 7 juta orang per tahun, dan diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1983.

Di seberang Sungai Yamuna, terlihat satu kompleks gundukan. Konon itu adalah rencana pembangunan Taj Mahal kembar untuk kuburan Shah Janan. Namun mengingat biayanya yang besar, ketika Aurangzeb anaknya naik takhta, pembangunan itu disetop. Bahkan ironisnya, Shah Janan sendiri dimakzulkan secara paksa, ditahan di Benteng Agra -- sekitar 1,5 km dari Taj Mahal, hingga meninggal 6 tahun kemudian. Tidak itu saja, untuk memperkokoh kerajaannya, Aurangzeb membunuh Saudara-saudaranya. Ya -- takhta yang diperkokoh di atas intrik dan genangan darah. Kuburan Shah Janan berdampingan dengan pusara Mumtaz. Ada di ruang bagian bawah Taj Mahal. Kompleks bagian bawah tersebut hanya dibuka tiga kali setahun untuk umum.

Ketika saya tanya ke Ritesh -- pemandu lokal bersertifikat yang pintar memotret -- pada dimana keturunan Shah saat ini, dia bilang mereka semua lari dan kembali ke Asia Tengah sekitar Uzbekistan, ketika kekuasaannya makin surut seiring dengan masuknya kolonialisme Inggeris.

Mengunjungi Taj Mahal adalah lebih baik di pagi hari. Belum terlalu terik. Tiket masuk 1000 rupee untuk orang asing sedangkan untuk penduduk setempat hanya 45 rupee. Menggunakan pemandu lokal lebih baik, agar terhindar dari kemungkinan adanya pick-pocket sementara kita foto-foto. Kalau mau membeli souvenir lebih bagus ke toko/ outlet Pemerintah. Tidak bervariasi memang. Tetapi kualitasnya lebih terjamin. Namun kalau hanya sekedar, ada banyak juga di sepanjang jalan.

Yang lebih berkesan bagi saya, adalah ketika setelah mengunjungi kompleks tersebut, saya mengajak pemandu lokal keluar ke tepian sungai Yamuna. Menyentuh airnya.  Merasakan aura dan energinya. Tidak terlalu bersih memang. Maklum didekatnya ada sapi. Tetapi jangankan di tepi sungai. Ke toko souvenirpun sapi melongokkan kepalanya. Oleh penjaga toko ... malah diusap-usap dan diberi roti.

Delhi,    Oktober 2017

Sampe L. Purba

- Penikmat situs berarura spritual 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun