Artinya, bisa saja PDI-P mengusung pasangan calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi dengan Partai Gerindra, bila jelang pilpres kelak elektabilitas Prabowo turun drastis, dan tidak menguntungkan.Â
Jangan lupa, selain Puan, PDI-P masih memiliki satu kader potensial dalam diri Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa tengah tersebut sejauh ini kandidat yang mampu mengimbangi kedigdayaan Prabowo dalam hal tingkat elektabilitas.Â
Bila pada saatnya nanti elektabilitas Ganjar bisa menjadi nomor satu, maka peluang meninggalkan Prabowo akan semakin terbuka lebar. Tinggal bagaimana Megawati melihat peta politik yang ada.Â
Apakah masih kekeuh dengan egoismenya memaksakan Puan Maharani, meski elektabilitas dia kembang kempis. Atau, menerima kenyataan, dengan mengusung Ganjar yang elektabilitasnya jauh lebih tinggi.Â
Namun, apapun yang terjadi kelak, andai PDI-P meninggalkan Prabowo berarti bisa dipastikan nama besar Partai Gerindra atau elektabilitas Prabowo memang sudah tidak menguntungkan.Â
Dan, andai situasi pelik itu gara-gara OTT KPK, berarti Prabowo memang telah "menggali kuburnya" sendiri saat memberikan kepercayaan penuh terhadap Edhy Prabowo.Â
Salam