Meski bukan akibat Nikita, Imam Besar FPI harus berurusan dengan pihak kepolisian. Selain itu, TNI AD mencopoti spanduk dan baliho HRS. Dan, satu lagi, rencana reuni akbar 212 yeng rencananya digelar di Monas, 2 Desember pun tak mendapat izin.Â
Sementara di lain pihak, Nikita Mirzani masih bebas bergerak dan melakukan apapun tanpa ada intervensi sedikitpun dari pemerintah.
Kembali pada HRS yang tidak menghadiri panggilan Polda Metro Jaya dengan alasan sakit. Saya jadi teringat pada seteru HRS lainnya. Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).Â
Saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ahok harus menjalani serangkaian proses hukum atas dugaan penistaan agama. Salah satu pelapornya adalah HRS dan kelompoknya.Â
Beda halnya dengan HRS yang mendadak sakit, Ahok justru tegar dan tak beralasan saat menghadapi pemeriksaan. Hingga akhirnya sama-sama diketahui, Ahok dinyatakan bersalah dan divonis 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara.
Namun sekali lagi dalam kesempatan ini tidak hendak membandingkan HRS dan Ahok. Hanya saja kebetulan kedua sosok ini memiliki historis kuat dimasa lalu. Bahkan, salah satu bukti dari adanya historis tersebut adalah terbentuknya PA 212.Â
Pada kesempatan ini juga tidak hendak menuduh HRS pura-pura sakit dan menghindar dari panggilan polisi. Bisa saja Imam Besar ini memang kelelahan.Â
Hanya faktanya demikian, Ahok tidak pernah mangkir dari panggilan polisi hingga alhirnya dipenjara. Dan, HRS memang tidak datang karena katanya sedang sakit.Â
Mungkin hal tersebut di atas hanya kebetulan. Tapi patut diakui, lain Rizieq beda Ahok dalam menghadapi panggilan polisi.Â
Salam