Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI Tak Akan Berpolitik? Ehem, Sudah Lupa, Tuh!

7 November 2020   22:40 Diperbarui: 7 November 2020   22:46 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEJUMLAH tokoh nasional yang diprakarsai oleh mantan Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsudin tiba-tiba saja membentuk sebuah kelompok yang diberi nama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Berdirinya kelompok ini kontan memantik pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat tanah air. 

Pihak pro menilai, terbentuknya KAMI adalah hal wajar di negara yang beriklim demokrasi. Pembentukan kelompok yang di dalamnya beranggotakan nama-nama yang kerap bersebrangan dengan pemerintah, seperti Rocky Gerung, Rizal Ramli dan Muhamad Said Didu ini adalah bagian dari hak warga negara untuk berserikat. 

Sedangkan pihak kontra menduga, KAMI dibentuk hanya untuk merongrong kedaulatan pemerintah. Mengingat, seperti telah disinggung bahwa mayoritas anggotanya adalah nama-nama yang selama ini kerap mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Dalam hal ini, bentuk kritik yang biasanya hanya dilontarkan atas nama perseorangan, akan menjadi lebih terorganisir. Kritikan-kritikan yang bakal muncul dicurigai bukan lagi milik individu, melainkan mejadi atas nama KAMI. 

Satu hal lagi, tak sedikit yang menduga bahwa KAMI dibentuk untuk sebuah hidden agenda besar dalam bidang politik nasional. 

Ibarat anjing mengonggong kafilah berlalu. KAMI seperti tak mau ambil pusing dengan segala reaksi yang terjadi di bawah. Mereka jalan terus, hingga akhirnya dideklarasikan di Tugu Proklamasi, pada 18 Agustus 2020. 

Deklarasi ini semakin menguatkan dugaan bahwa KAMI diam-diam memiliki rencana politik ke depannya. Terlebih, di sana ada nama mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo yang pernah punya niat nyapres pada tahun 2019, namun gagal. Dan, disebut-sebut hasratnya ini masih tetap terjaga untuk Pilpres 2024 mendatang. 

Kendati demikian, mereka tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Kehadiran  KAMI bukan untuk agenda politik, melainkan sebuah gerakan yang berlandaskan moral. Dengan tujuan menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. 

Adapun gerakan dimaksud bertumpu pada tiga moral utama. Pertama, bertumpu pada kebenaran yang diharapkan mampu menghapus segala ragam kebatilan. Kedua, moral kejujuran dengan maksud melawan segala bentuk kebohongan dan dusta. Dan, yang ketiga adalah moral keadilan. Tujuannya melawan segala bentuk imoralitas di tanah air. 

Hak mereka untuk menyampaikan pendapat atau opini apapun. Namun, tetap saja sejumlah publik percaya bahwa hal itu hanya kedok untuk sebuah agenda politik. 

Keyakinan publik tersebut setidaknya sudah mulai sedikit terjawab. Salah seorang tokoh nasional yang akhirnya bergabung dengan KAMI, Amien Rais, mendirikan partai baru dengan nama Partai Ummat. 

Baik, KAMI bisa saja berkilah bahwa Amien Rais memang seorang politisi yang sebelumnya berpengalaman mendirikan partai politik. Dengan kata lain, Partai Ummat tidak ada kaitannya dengan KAMI. Itu hanya sikap individu Amien Rais sendiri. 

Namun, bagaimana dengan deklarasi Partai Masyumi yang digagas oleh salah seorang petinggi KAMI, Ahmad Yani, Sabtu (7/11). Apakah mereka akan tetap bersikukuh bahwa KAMI tidak akan berpolitik? 

Kalaupun memang, Partai Masyumi ini semata-mata demi kepentingan politik Ahmad Yani, rasanya sulit untuk melepaskan diri dari kepentingan KAMI. 

Bagiamanapun, saya yakin jika partai yang sebenarnya pernah berkibar di tanah air sejak puluhan tahun silam ini kembali berdiri dan mendapat pengesahan dari Kemenkumham, akan banyak melibatkan para anggota KAMI. Bukan tak mungkin, kedepannya akan dimanfaatkan sebagai kendaraan politik. 

Artinya, saya kira sekuat apapun nanti mereka berkilah bahwa KAMI akan tetap fokus pada pergerakan moral dan tidak akan pernah berpolitik. Sepertinya publik tidak akan lagi percaya. 

Boleh jadi mereka akan mencibir, bahwa selama ini apa yang diutarakan para petinggi KAMI itu hanya isapan jempol. Terlebih, Amien Rais yang turut hadir dalam deklarasi, mengaku siap membubarkan partai Ummat dan berbaur apabila nanti animo masyarakat terhadap Partai Masyumi lebih besar. 

"Jadi kalau nanti misalnya Masyumi lebih besar, Partai Ummat saya bubarkan, saya ikut Masyumi. Tapi kalau Partai Ummat lebih besar, please join us," ungkap Amien. Dikutip dari detikcom. 

Masih dikutip dari detikcom, Amien juga menyarankan pengurus Partai Masyumi segera menyelesaikan aturan-aturan partai tersebut. Politisi senior ini pun meminta Partai Masyumi untuk menyasar masyarakat yang merupakan anak cucu ideologis dan biologis dari Partai Masyumi. 

Bukan tidak mungkin, jika pada suatu saat ada pihak yang mempertanyakan janji KAMI akan fokus pada pergerakan moral dan tak berpolitik, jawabannya bisa lain lagi. 

"Apakah KAMI benar-benar tidak akan berpolitik?" Mungkin jawabannya, "Ehem, sudah lupa, tuh!".

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun