Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Denny Siregar Sentil "Langkah" Politik Anies Baswedan

10 Oktober 2020   12:06 Diperbarui: 10 Oktober 2020   12:32 2104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OMNIBUS LAW Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) telah disahkan DPR dan Pemerintah melalui Sidang Paripurna, Senin (5/10/20). Undang-Undang "Sapu Jagad" ini menurut versi pemerintah akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di tanah air. 

Namun begitu, tetap saja banyak pihak menilai bahwa RUU Ciptaker ini justru akan mengebiri hak-hak para buruh. Akibatnya gelombang protes tak terelakan, hingga akhirnya berujung ricuh dan mengakibatkan banyak yang terluka dan pengrusakan fasilitas umum. 

Aksi demontrasi itu sendiri terjadi sehari setelah pengesahan RUU Ciptaker menjadi Undang-Undang, hingga Kamis (8/10/20). Ribuan aksi massa mengepung hampir tiap daerah di Indonesia dengan satu tujuan, menolak undang-undang dimaksud. 

Para buruh merasa Undang-Undang "Sapu Jagad" ini hanya akan menguntungkan investor, pengusaha dan dunia bisnis di tanah air. Sementara buruh akan dijadikan sapi perahan semata. 

Benarkah demikian? Hal ini tentu harus segera diluruskan pemerintah. Sebab kalau tidak, kemungkinan besar aksi-aksi massa susulan akan terus terjadi. Lebih jauhnya hal tersebut akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu demi kepentingan politiknya. 

Bahkan, isu ini telah mencuat saat terjadi aksi massa besar-besaran menolak RUU Ciptaker kemarin. Beberapa pihak menduga bahwa demo buruh tersebut ditunggangi penumpang gelap. Mereka sengaja mengkoordinir dan membiayai para peserta aksi untuk meciptakan kerusuhan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekonomi), Airlangga Hartarto yang biasanya tak banyak bicara pun merasa geram. Dengan tegas dia mengatakan, aksi demonstrasi penolakan RUU Ciptaker yang berlangsung dari mulai Selasa (6/10/20) hingga Kamis (8/10/20) ada yang menggerakan dan membiayainya. 

Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar tersebut sangat yakin dan percaya bahwa orang 'di balik layar' yang menggerakkan dan membiayai aksi demonstrasi tersebut memiliki ego yang sangat besar. 

Boleh jadi apa yang diucapkan Airlangga ini cukup beralasan, karena faktanya seperti banyak diberitakan televisi swasta nasional, banyak peserta aksi yang tertangkap pihak kepolisian mengaku tidak tahu apa-apa tentang yang sedang disuarakan oleh pendemo. Mereka hanya disuruh datang ke titik demo dan menerima bayaran. 

Apakah peserta aksi massa gadungan tersebut memang digerakan oleh pihak yang memiliki kepentingan politik tentu kita harus sabar menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian. Semoga mereka mampu bekerja dengan cepat dan segera mengungkap dalang di balik semua kerusuhan yang terjadi. 

Denny Sindir Anies 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun