Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ranting Sepi

9 Oktober 2020   22:57 Diperbarui: 9 Oktober 2020   23:01 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puan,  tengoklah ranting itu hanya bergantung pada pohon mati. Dia tak mampu berjalan ke depan atau ke belakang. Tak mampu merasakan tetesan peluh daun di pagi hari. Hanya berdiam diri tanpa tahu bagaimana cara untuk pergi.

Daun yang dulu pernah terikat erat kini telah gugur. Kesepian, ranting itu tidak mampu bersembunyi dari waktu yang telah mempermainkan hidupnya kini. Yang tersisa hanyalah kehampaan pada sebatang rindu.

Puan, tengoklah ranting itu hanya bisa bertanya pada matahari yang terangnya dihalangi jelaga, pada bulan yang senyumnya tertutup awan hitam, pada angin yang datang dan pergi sesuka hati, dan kunang-kunang menggoda silih berganti.

Biarlah, ranting itu tak membutuhkan jawab dari seribu tanya dalam hati. Dia tahu bahwa rindu tak harus menjadi candu, dia paham bahwa cinta hanya tersimpan dalam asa. Dia hanya berteman sepi memikirkan daun yang gugur tak bisa kembali

Sumedang, 9 Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun