Mohon tunggu...
Semprianus Mantolas
Semprianus Mantolas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pecandu Kopi

Baru belajar melihat dunia, dan berusaha menyampaikannya melalui simbol (huruf)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tan Malaka dan Impian Merdeka 100 Persen

23 Agustus 2020   03:06 Diperbarui: 24 Agustus 2020   07:04 2094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tan Malaka (Sumber: berdikarionline.com)

Benar bila artikel ini terlambat ditulis. Namun saya kira, impian 100 persen merdeka takan pernah pudar walau Agustus berakhir. Saya akan memulai tulisan ini dengan perdebatan dua tokoh bangsa yang sangat berpengaruh di masanya dan bahkan hingga kini.

Saat kunjangan ke Bayah Banten di tahun 1942, Soekarno dibuat berang oleh pertanyaan kemerdekaan dari salah satu pekerja romusha.

"Kalau saya tiada salah bahwa kemenangan terakhir akan menjamin kemerdekaan Indonesia. Artinya itu kemenangan terakhir dahulu dan di belakangnya baru kemerdekaan Indonesia? Apakah tiada lebih cepat bahwa kemerdekaan Indonesia-lah kelak yang lebih menjamin kemenangan terakhir," tanya pria bertopi mandor onderwing yang diketahui bernama Ilyas Hussein.

"Buktikanlah jasa kita lebih dahulu! Berhubung dengan banyaknya jasa kita itulah kelak Dai Nippon akan memberikan kemerdekaan kepada kita," balas Soekarno

Tak cukup puas dengan pertanyaan Soekarno, Iliyas Husen membalas, "semangat untuk membela naik dengan adanya hak nyata yang sudah ada di tangan. Dengan ditetapkannya hari kemerdekaan Indonesia maka rakyat Indonesia akan berjuang mati-matian untuk membela dan mempertahankannya."

Mendengar pernyataan tersebut, Soekarno dengan geram berdiri dan berbicara lantang namun masih pada pendirian yang sama.

"Kalau Dai Nippon sekarang juga memberikan kemerdekaan kepada saya, maka saya tiada akan terima" balas Soekarno

Adegan perdebatan antara Ilyas Hussein dan Soekarno ini terekam dalam buku Harry A Poeze, penulis paling otoritatif tentang Tan Malaka, Pergulatan Menuju Republik, terbitan Grafiti Pers.

Pada bukunya Harry menyebutkan, Ilyas Hussein adalah Tan Malaka. Pejuang yang selama ini menghilang dikejar-kejar tak hanya dinas intelijen Hindia Belanda (PID) atau Kempeitai Jepang, tapi juga semua aparat penjajah termasuk Inggris dan Amerika.

Pemenuhan Hak Lahir Batin

Tan Malaka sendiri lahir di Nagari Padam Gadang, Sumatra Barat pada 2 Juni 1897 dengan nama asli Sutan Ibrahim. Semasa hidupnya Tan menghabiskan waktunya selama 20 tahun sebagai orang pelarian. Berpindah dari satu negara ke negara lain, semakin membuka pikiran Tan akan kebrutalan penjajah dan arti kemerdekaan sesuangguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun