Mohon tunggu...
Muhamad Samiaji
Muhamad Samiaji Mohon Tunggu... Konsultan - Berkeliling mencari pengetahuan baru

Menulis sekedarnya, semoga menambah khasah keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mada, 7 Pendekar dan Sapi

13 Mei 2020   08:39 Diperbarui: 13 Mei 2020   08:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu, ditengah hutan sepi. Hiduplah keluarga. Sang ayah bernama Yasa sementara ibu bernama Ratih. Ditengah hutan itulah mereka membuat rumah. Rumahnya ada daun kelapanya! Diatas.

Jendelanya tidak ada kacanya!

"Jendela itu apa ayah!?" Kata mada

"Itu kalo mau lihat tamu dari dalam" kata saya.

"Owh!" Mada berseru!

"Nah, pas ibu Ratih hamil (seperti ibu Mada). Dia mulai mules (meniru mules ingin pup)" kata saya

"Dia ingin e'e ayah!?" Kata mada

"Bukan, ingin melahirkan adik bayi. Terdengar suara gajah yang mengamuk! Hmmmhhmmmhhh (suara gajah ngamuk). Gajahnya banyak, mereka ada di teras. Lagi acak-acak pohonan... Ayah Nara bingung, kaget, takut. Mungkin gajah bisa saja masuk kerumah dan acak-acak rumah" kata saya.

"tidak!!" kata mada.

"Ayah narapun berlari kedesa, dia panggil dokter. Untuk bantu ibu Ratih melahirkan. Ketika dokter sudah sampai di rumah, ayah meninggalkan doker dan ibu. Ayah Nara sibuk mencari bambu. Dia keluar rumah mengusir gajah dengan bambu sambil berteriak. Biar gajah takut!  Ketika terdengar suara bayi (ooooeeeee). Gajah pun terdiam. Tidak bergerak. Ada gajah yang duduk juga" Kata saya.

"Gajah bisa duduk ayah!?" kata Mada 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun