Mohon tunggu...
Muhamad Samiaji
Muhamad Samiaji Mohon Tunggu... Konsultan - Berkeliling mencari pengetahuan baru

Menulis sekedarnya, semoga menambah khasah keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dongeng

13 Mei 2020   00:50 Diperbarui: 13 Mei 2020   00:53 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini dikarang oleh saya ketika anak pertama kami (Mada) mulai berusia 3 tahun. Setiap malam ia selalu minta dibacakan cerita fabel (cerita tentang hewan yg terselip nilai moral).Terkadang saya ambil cerita fabel yang populer, sebagian lagi mengarang bebas dalam 5 menit!!

Pernah disebuah cerita, ia mulai bertanya.

Ayah, Umang (keong) tidak bisa bicarakan!!?

Ayah, pinguin tidak bisa ngomong, ya kan yah!!?

Sayapun mulai senyum bangga, karna anak kami sudah bisa berpikir logis. Sementara disisi lain. Saya kesal, karna cerita tidak akan selesai jika pertanyaan itu terus terulang. Meskipun diselang cerita, saya sering berujar "mau denger cerita ga nih!!?" Dia pun terdiam dan mulai mendengarkan lagi.....

Badtime stroy yang selalu saya ceritakan mulai diselingi biografi para pesohor baik segi agama maupun dunia. Entah dia hapal atau tidak. Namun cerita fabel adalah sesuatu yang dinikmatinya karna telah hapal sebagian besar hewan.

Dicerita tidurnya, saya membawakan cerita soal nabi. Sebelum bercerita saya sempatkan untuk meminta ampun kepada Allah SWT. Jika ada kisah nabi yg hewanya saya ceritakan dapat "berbahasa" . Sepeti salah satunya insident desakan hewan dikapal nabi NUH as. Juga NUN (paus nabi Yunus as) yang berbicara dan sering mengeluarkan suara "nnnnuuuuuunnnn" sebagai bunyi ingin menyelam.

Beberapa kisah fabel karangan mungkin akan ditulis. Sebagian lagi lupa jalan ceritanya. Juga kisah yang baru saja menghabiskan waktu setengah jam. Yakni Mada (nama anak), 7 pendekar dan sapi.

Pada tulisan berikutnya (episode 1) akan bercerita tentang itu. Mungkin para ayah hebat dapat menyadur kisah ini, atau memodifikasinya agar lebih seru. Sehingga anak dapat membayangkan jalannya cerita. Silahkan diikuti.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun