Mohon tunggu...
Shamier Pare News
Shamier Pare News Mohon Tunggu... Penulis - LBH PWI SULSEL

Saya ingin meluangkan karya-karya di kompasiana, semoga bisa bermanfaat walaupun tulisan tidak terlalu bagus. Tapi apa salahnya sy bisa berbuat banyak demi bangsa, negara, rakyat. Apa yng tidak dieketahui orang maka sy akan utarakan ditulisan sesuai fakta dilapangan....selamat membaca...manusia selalu berbuat kesalahan tetapi jika tidak selalu belajar dan terus belajar aka tidak akan tercapai suatu tujuan..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

RSU Andi Makkasau Parepare Tolak Pasien ODHA

19 April 2012   06:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

* KPA Sesalkan RSU Andi Makkasau,Direktur Justru Berdalil tidak menolak pasien

PAREPARE, SULSEL– Mikel (26) warga kota Parepare yang positif orang dengan HIV/AIDS (ODHA) merasa kecewa terhadap pihak RSU Andi Makkasau karena ditolak dirinya saat melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit rujukan tersebut.

Kekecewaan pasien ODHA ini saat dirinya konsultasi dengan dokter muhlis untuk operasi silicon (alat kelamin,red) tetapi justru menolak dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Bahkan saat pasien ODHA ini memintah untuk tes atensi dengan perawat tetapi justru pihak perawat pun menolaknya.

ikel kepada sejumlah wartawan saat mendatangikantorKomisi Penaggulangan Aids (KPA) mengatakan, kedatangan dirinya ke kantor KPA untuk memintah perlundangan mengenai hak-haknya di rampas oleh pihak RSU Andi Makkasau khususnya dokter yang menyalahi sumpah dan janji profesinya.

“Kami ke RSU Andi Makkasau mau periksa kesehatan sekaligus saya mau operasi silicon, tetapi justru dokter Muhlis menolak berbagai hal alasan bahkan dengan alasan mau ke umroh lah , disuruhmi lagi minta konsulingVCT (Voluntang Coursoling Testirs) padahal saya ini sudah positif, inikan hanya akal-akalan saja untuk menolak saya dioperasi silicon,”tuturnya.

Yang lebih menyesalkan lagi, kata Mikel, dimana pihak dokter justru sengaja membuka secara umum dengan memberikan kode B20 (kode positif kena virus HIV/AID) di map agar pasien lain serta perawat lainpun yang tidak perlu diketahui akhirnya ditahu juga, mestinya tidak kode ini tidak bisa dibuka secara umum, tetapiyang bisa ketahui hanyapasien dengan dokter saja.”Ini ada diskriminasi pelayanan di rumah sakit ini dengan saya, saya sangat kecewa kepada pihak dr Muhlis termasuk pengelola rumah sakit yang menolak saya dengan berbagai banyak alasan,”tuturnya.

Terpaksa Mikel meminta kepada pengelola RSU Andi Makkasau yang sudah dikenal Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini untuk diberikan surat rujukan ke Makassar,”waktu saya operasi pertama di rumah sakit bhanyangkara di Makassar, pelayanannya memuaskan, kenapa saaat saya tinggal di parepare justru tidak dilayani oleh pihak RSU Andi Makkasau,”tuturnya.

Devisi Program Officer KPA Kota Parepare, Muslimin A Latief, sangat menyanyangkan masalah ini terjadi di RSU BLUD Andi Makkasau adalah rumah sakit rujukan, termasuk program pasien ODHA menolak pasien yang positif ODHA tersebut.

Sebagai RSU rujukan, kata Muslimin, penaganan kasus HIV/AIDS ini maka Rumah sakit sudah dilengkapi dengan reguklasi yang terkait dengan penaganan HIV/AIDS oleh tenaga dokter yang telah terlatih VCT dan CST, untuk penaganan kasus seperti ini, maka pihak RSU Andi Makkasau terkait dengan pelayanan kesehatan secara keseluruhan perlu bentuk pokja HIV/AIDS.

“Saya selaku program officer akan melakukan kordinasi dengan Plt Walikota Parepare, Sjamsu Alam selaku ketua KPA kota Parepare dengan pihak-pihak terkait antara dinas kesehatan Parepare, Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel mengenai kasus dialami Mikel,”jelasnya.

Direktur RSU Andi Makkasau Kota Parepare, dr Jamal Sahid, membantah jika pihak RSU Andi Makkasau menolak pasien ODHA, bahkan kasus ini sudah lama.”Sudah tidak ada lagi masalah dengan pasien ODHA, kami sudah berikan rujukan ke Makassar,”alasannya.

Jamal menuturkan, pasien ODHA tidak dilayani karena dr Muhlis rencana melakukan umroh sehingga tidak sempat menagani pasien tersebut.”jangan kami disalahkan, kami tidak pernah menolak pasien ODHA, kami tidak bisa melayani karena dokternya akan berangkat ke umroh, soal pelayanan dengan perawat juga kami sudah kordinasi dan mambahasnya, dan tidak ada masalah,”katanya. (shamier)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun