Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inilah Dampak Buruk dari Overthinking

20 Maret 2021   19:18 Diperbarui: 20 Maret 2021   19:21 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi overthinking oleh pexels.com

Overthinking adalah istilah kata untuk menggambarkan tentang pemikiran dari segala sesuatu dengan cara berlebihan. Pemicu dari hal ini yang sering terjadi ketika melanda para remaja dimasa puber salah satunya takut kehilangan sesuatu.

Seperti halnya seseorang sedang dimabuk asmara. Setiap saat, detik, menit dan jam yang ada dipelupuk matanya hanya dia dan dia (seorang yang dicintainya). Tidak mengapa dan itu manusiawi alias wajar.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah ketika memikirkan sesuatu sebelum bertindak jika dilakukan terus menerus sehingga melalaikan tugas lain seperti membantu orang tua atau pun tugas kerja dikantor, inilah yang dimaksud bahwa Anda masuk dalam Overthinking. Angel nemen tuture wes angel-angel. Haha..

Overthinking jangan dianggap sembarangan atau menyepelekannya. Jika hal ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi kesehatan serta fisik dari pada orang yang overthinking.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Caranya gampang yakni move on, segampang itukah? Iya, cuma move on dari pemikiran-pemikiran yang gajebo alias gak jelas bo. Memikirkan sesuatu semisal pacarnya pun tidak boleh terlalu overthinking. Jadi yang wajar-wajar saja.

Seandainya punya permasalahan pribadi misalnya berantem dengan pacarnya atau trauma sama cowok, sehingga tidak ingin menerima pendamping hidup untuk rumah tangganya dan tetap masih memilih dengan single parrent misalnya, silahkan saja dan sah-sah saja karena itu hak prerogatif Anda seutuhnya.

Tidak perlu memikirkan hal yang aneh-aneh misalnya, seseorang yang mengatakan "kalau Aku maried lagi mungkinkah ia akan menerima segala kekuranganku?" Dan bla-bla pikiran yang lain. Bagi Saya sangat tidak perlu, sangat tidak perlu sekali. Hanya buang energi dan waktu yang sia-sia.

Overthinking dapat menyebabkan stres dan menurut Saya adalah lebay, tidak etis juga hanya menyiksa diri. Sikap yang tidak wajar seperti itu bisa menimbulkan stres. Oleh karena itu memikirkan sesuatu dilakukan sedang-sedang saja tidak perlu berlebihan, toh sang cowok yang Kamu pikirkan tersebut juga bersikap apatis terhadap dirimu.

Mulai sekarang Saya menghimbau untuk adik-adik diluar sana khususnya bagi yang dilanda asmara "Stop Overthinking terhadap pasanganmu sebab akan berdampak buruk terhadap dirimu baik secara fisik maupun secara mental tanpa dengan disadari oleh sepengetahuanmu".

Hidup dibikin santuy saja. Seperti Saya meski selalu diledek Jombla Jomblo oleh teman-teman namun Saya anggap itu hanya angin lalu. Tidak pernah Saya memikirnya atau menggerutu atau cemberut atau memendam rasa atau jengkel atau membalasnya. Sebab semua unek-unek tersebut adalah pemicu atau penyebab Overthinking.

Saya mah cowo tidak begitu sensi dibanding cewe yang rata-rata baru dibilang labil saja sudah mencak-mencak merancu tidak karuan. Akhirnya timbulah masalah sepele tersebut hingga menjadi besar dan jika itu terjadi pada Anda maka Anda sudah masuk pada Overthinking.

Orang bilang sedalam-dalamnya lautan Hindia lebih dalam lagi cintaku padamu. Alah bulshit, bucin dan basi. Itu cuman omdo dan bisa dibilang hoak. Sebab jika ia benar cinta maka suruhlah ia berenang dilautan Hindia tersebut. Berani? Yang ada adalah tenggelam atau klelep Haha..

Memikirkan segala sesuatu sebelum bertindak atau berbuat itu boleh-boleh saja dan itu hak Anda tidak ada yang melarang. Biasanya alasannya pun beragam versi dan memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Misalnya agar dipikirkan secara matang atau lainnya. Padahal tanpa mereka sadari sudah terjebak sifat semu yakni Overthinking. Sebab yang terjadi ketika selalu dan selalu memikirkannya sebenarnya sedang menyiksa diri sendiri dan lambat laun akan berdampak terhadap kesehatan.

Ada banyak dampak dari sifat overthinking ini salah satunya adalah membuang-buang waktu, kerja jadi terganggu, tidur kurang enak, stres, gangguan kesehatan dan masih banyak lagi yang lainnya. Intinya Stop Overthinking sebab berdampak buruk bagi diri sendiri. Dampak buruk Overthinking akan dirasakan jika Anda mulai jatuh sakit akibat banyak pikiran terbuang sia-sia. Maka lebih baik Anda pikirkan kembali secara matang sebelum memikirkan asal jangan Overthinking.

Jodoh, rizqi dan ajal ketiganya merupakan Asrullah (rahasia Allah Swt) jadi tidak perlu untuk dipikirkan. Mending nulis saja deh nulis dikompasiana agar ada aktifitas yang positif serta bermanfaat dan tidak melulu memikirkan orang yang tidak penting. Hehe..

Sebagaimana ketika orang yang sebelumnya gemuk dan berubah menjadi kurus lalu setelah Saya tanya kenapa sekarang kok kurus tidak seperti hari-hari sebelumnya? Jawaban sang temen apa coba? Jawabane adalah karena banyak pikiran khusunya mikirin kapan ketemu jodohnya. Gitu, bujug sampai segitunya. Haha.. Ealah wes angel-angel. Salam..

Samhudi Bhai 

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun