Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ferdinand Hutahaean: Dana Formula E di Transfer ke Mana?

24 Januari 2021   16:55 Diperbarui: 24 Januari 2021   17:29 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ferdinand hutahaean sumber: twitter.com/ferdinandhaean3

Gubernur Anis Baswedan meminta untuk ambil alih kebijakaan dan koordinasi penanggulangan upaya penyebaran covid-19 di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) hal ini juga terjadi karena dilandasi oleh semakin tingginya okupasi jumlah rumah sakit yang ada di Jakarta.

Sebagaimana yang dikatakan oleh wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Reza Patria tentang pernyataannya pada pemerintah pusat dengan harapan yang baik agar penanganan covid-19 ini sebaiknya diambil alih oleh pemerintah pusat.

"Pak Gubernur Berkoordinasi dengan pemerintah pusat berharap nanti pemerintah pusat bisa mengambil alih, memimpin agar ada peninglatan fasilitas di sekitar Botabek. Sehingga ketersediaan dari fasilitas di Jakarta bisa terus meningkat tapi akupansinya turun" ujar riza di Balai Kota Selasa 19/1.

Memang melihat kondisi sekarang ini menurut fakta yang terjadi dilapangan DKU Jakarta adalah yang terparah dalam kasus covid-19. Lebih dari 3 ribu orang yang terpapar virus ini. Mengenaskan.

Sedang masalah dana covid yang paling tinggi nilainya adalah DKI Jakarta. Oleh karena itu wajar apa bila banyak yang menanyakan perihal kemana larinya dana tersebut. Semua ada di Pemprov DKI.

Jauh sebelum covid-19 ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia, sudah terlebih dahulu beraneka macam persoalan-persoalan di DKI Jakarta, mulai dari anggaran Formula E dan lainnya yang nampak tidak jelas.

Anggaran yang mencapai trilyunan tidak nampak transparan dipublik. Hanya ada pemandangan demi pemandangan cat warna warni seperti pelangi yang ketika turun hujan ketimpa sinar matahari.

Banyak yang beropini bahwa pekerjaan tersebut unfaedah hanya memboroskan anggaran DKI Jakarta sementara kasus pandemi di masyarakat kian naik namun tidak digubris sama sekali oleh Pemprov DKI Jakarta. Heran, kok tidak malu gitu.

Disaat daerah-daerah lain berjibaku dengan himbauan upaya penyebaran covid-19 agar meminimalisir jumlah angka terpapar, namun tidak bagi DKI Jakarta yang justru asik dengan karyanya mengecat genteng dan dibawah fly over.

Apakah dengan cara seperti itu akan mampu menekan jumlah orang yang terpapar covid-19? Tentu tidak bukan. Oleh karenanya urgent untuk disampaikan dan untuk menjadi bahan spesifik bagi semua kalangan yang rindu akan normalnya wabah ini. 

Apa sih yang dibanggakan oleh seorang Gubernur Anis Baswedan terkait cat warna warni tersebut? Masalah covid-19 angkat tangan tapi masalah cat tersebut di galakan. Haha Piye gubernur kui?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun