Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inilah Para Pelaku UMKM yang Tangguh Saat Pandemi

16 Desember 2020   20:04 Diperbarui: 16 Desember 2020   20:13 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali kita mendengar orang yang mengatakan begini "udah jatuh tertimpa tangga pula "ini memang benar jika diaplikasikan dalam kehidupan saat ini.

Wabah pandemi covid-19 sudah beberapa bulan ini telah melumpuhkan sendi-sendi ekonomi. Semua merasakan dan mengalaminya, khususnya bagi masyarakat kecil yang usahanya kembang kempis naik turun di saat ini.

Adalah mereka para pelaku UMKM baik di daerah maupun di perkotaan yang tidak sedikit dari mereka mengalami penurunan secara drastis dalam omzet keseharian mereka, sehingga usaha mereka terkadang tutup terkadang buka.

Ironisnya pemerintah tidak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh masyarakatnya khususnya bagi para pelaku UMKM saat ini. 

Sekalipun sudah mengajukan formulir lengkap dengan data-data untuk validasinya termasuk surat ijin mendirikan usaha dan sebagainya namun pada kenyataannya banyak yang tidak menerima bantuan dari pemerintah terkait UMKM dengan berbagai alasan dan syarat lainnya dari Pemerintah.

Akan tetapi mereka adalah bagian dari pada keluarga tangguh yang tidak hanya mengandalkan bantuan sosial dalam bentuk BLT dan lain sebagainya dari Pemerintah. Mereka punya anak mereka punya keluarga dan mereka punya usaha.

Para pelaku UMKM seperti pedagang kaki lima atau Warung tegal (warteg) warung nasi, warung kopi (warkop) mie ayam, nasi uduk dan lain sebagainya adalah paling terdampak di saat pandemi saat ini.

Sering saya jumpai pada pagi hari ketika ingin sarapan mie ayam atau nasi pecel misalnya terkadang tutup warungnya. Terpaksa berangkat kerja tanpa sarapan.

Keesokan hari ketika pre kerja saya kembali menemui warung pecel dan ternyata masih ditutup juga. Begitu pula mie ayam langganan saya juga masih tutup. Tidak ada kabar beritanya hingga saya mengetahui setelah seminggu buka kembali jika ia telah kehabisan modal untuk jualan akibat pandemi.

Keluarga tangguh bukan mereka yang banyak duit dengan segala fasilitasnya, keluarga tangguh bukan orang yang hidup serba berkecukupan. Keluarga tangguh adalah mereka para pelaku UMKM yang jatuh lalu berdiri kembali tanpa meminta pertolongan siapapun untuk bangkit dari keterpurukan.

Mereka murni usaha sendiri dari modal sendiri sekalipun mereka tahu bahwa program pemerintah terkait UMKM ada dan dibutuhkan. Namun ketika tidak berhasil mereka hanya dapat berpasrah diri pada sang Ilahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun