Mohon tunggu...
Saman Saiya
Saman Saiya Mohon Tunggu... -

Manusia yang suka membincang politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Herman Deru Kandidat Menarik (6)

30 April 2013   18:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:21 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Waktu itu dini hari, saat saya terbangun. Perjalanan jauh pekerjaan membuat badan terasa ngilu. Huffhh! Seperti biasa, jika sudah terbangun tidur susah kembali menemui mimpi. Saya lihat rokok habis dan minuman wajib (minuman bersoda) pun sudah tidak ada. Terpaksa saya ayunkan kaki ke luar rumah mencari rokok dan minuman. Soal ini, meski tengah malam tidak pernah bisa kompromi.

Setelah kurang lebih 30 meter berjalan dari rumah, saya dapati pos ronda. Ada sekitar 6 warga di sana, 4 orang main kartu, 2 jongkok ditungku api yg tidak terlalu besar. Asyik sekali. Sambil melewatinya saya meminta permisi, warga pun membalas sambil mengarahkan kemana saya harus cari warung yang masih buka.

Benar, meski banyak warung, tidak semuanya buka karena sudah larut. Syukurlah masih dapat warung yang buka, saya beli 2 bungkus rokok dan beberapa minuman kaleng bersoda buat stok. Setelah mengambil uang kembalian dan membakar 1 batang rokok saya kembali pulang. Tidak banyak suara dengar dan yang saya pikirkan kecuali kembali pulang dengan gegas.

Di pos ronda nampaknya belum pada bubar. Hanya saja kali ini formasi mereka berubah. 1 orang pemain kartu dalam keadaan berdiri dengan ember di kepalanya. Nampaknya dia kena hukuman dari teman-temannya. Mereka nampak lebih riang dari pada saya lewat berangkat.

1 warga bertanya "basa-basi" kepada saya. Tapi karena percakapannya panjang, tidak enak rasanya tidak mampir. Saya tidak berharap ikut masuk ke keriangan mereka. Karena pasti akan menggangu saya bekerja pagi nanti.

Tapi rupanya mereka sedang punya tema obrolan. Mereka sedang membicarakan kabar satpol PP yang digerebek BNN pesta sabu-sabu di rumah dinas Wali Kota Palembang. Mereka yakin sekali terjadi. Saya sendiri belum mendengarnya.

Warga ini menduga pesta sabu itu sudah biasa dilakukan di rumah dinas, karena pasti sudah diincar BNN/Polisi. Kalau sudah diincar begitu, berarti rumah dinas Wali Kota bukan sekali atau dua kali saja dipakai pesta sabu-sabu tapi sudah sangat sering hingga BNN/Polisi menggerebeknya.

Warga pun menanyakan kenapa bisa rumah dinas, yang nota bene, rumah itu milik Wali Kota Palembang? Oh ternyata, sy juga baru tahu, Wali Kota sudah 1 tahun tidak menempati rumah dinasnya.

Loh memangnya Wali Kota tinggal dimana? Saya mencoba mencari tahu. warga memberikan jawaban ada kabar Wali Kota tinggal di rumah pribadi dengan istri mudanya. Oh ya ya.. Saya tentu mendalami cerita ini di warga, tapi saya tidak mau menulisnya khawatir dianggap melakukan black campaign. Saya tidak bermaksud demikian sama sekali.

Tetapi yang menjadi heran dan pertanyaan sy, kenapa mereka tidak mengaitkan dengan Herman Deru? Padahal mereka menghubung-hubungkan kejadian pesta sabu di rumah dinas itu dengan situasi politik sekarang. Bahkan dengan terang-terangan dia menyebut calon-calon lain yang diduga menjebaknya dengan berbagi modus.

Saya penasaran, langsung saya tanyakan kemungkinan Herman Deru. Masyarakat dengan yakin memberikan jawaban, Herman Deru tidak pernah memfitnah, apa lagi menjebak begitu. Selama ini dia difitnah tidak mungkin dia berbuat begitu. Lebih dari itu, masyarakat bilang, dari yang pernah mereka tahu, Herman Deru dalam kampanyenya tidak menyebut orang dan menjelek-jelekkannya. Jadi sangat tidak mungkin Herman Deru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun