Mohon tunggu...
Sule Maarif
Sule Maarif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bobotoh penggemar Man United

https://twitter.com/Sule35Arif?s=08

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Seperti SBY, Gatot Nurmantyo Gabung Prabowo di Last Minute

12 April 2019   22:42 Diperbarui: 13 April 2019   00:13 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tribunnews.com

"Le, Gatot Nurmatyo sama Rocky Gerung ada di kubu sebelah. Lagi pidato kebangsaan"

Bunyi pesan masuk via WhatsApp dari seorang teman. Saya cuma membalas dengan kalimat pendek, "Ya gak papa".

Jenderal (purn) Gatot Nurmatyo adalah mantan panglima TNI, tentu saja beliau bukan orang biasa. Bergabungnya beliau bersama Prabowo pasti menjadi berita yang menarik. Ini jadi publikasi yang positif bagi BPN. Soal berpengaruh dari sisi elektoral, mungkin ada tapi tidak signifikan. Minimal sang jenderal memantapkan konstituen pemilih Prabowo-Sandi.

Bergabungnya Gatot ke kubu Prabowo di dua hari terakhir masa kampanye mengingatkan saya kepada Partai Demokrat. Pada saat masa pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden tempo dulu SBY bergerilya menawarkan sosok AHY untuk menjadi kandidat. Sebelumnya SBY memposisikan Demokrat sebagai partai penyeimbang. Oposisi yang netral. 

Di awal kontestasi pilpres, Demokrat terindikasi dekat dengan Presiden Jokowi. Namun karena sebagian partai pengusung Jokowi kurang sreg dengan Demokrat akhirnya tidak terjalin koalisi. Dan seperti yang kita tahu Demokrat terpaksa bergabung bersama koalisi pengusung Prabowo-Sandi meskipun Demokrat tidak mendapatkan "apa-apa".

Nah, begitu juga Gatot Nurmantyo. Setelah gagal ikut bersaing sebagai bakal capres/cawapres, beliau memposisikan diri pada posisi netral. Tidak memihak kubu manapun. Nama dan gambar beliau tidak boleh dipakai untuk kampanye tanpa ijin.

Alhamdulillah. Saya sendiri bersyukur jika sang jenderal ikut barisan 02. Apa lagi beliau memang dikenal dekat dengan simpatisan 212. Melihat sepak terjang beliau semasa menjabat Panglima TNI, saya menilai beliau adalah sosok yang oportunis. Ya meski kadang kita pun membutuhkan figur oportunis untuk merubah keadaan. Tapi, Gatot Nurmantyo memang tidak seberuntung SBY yang memiliki partai yang bisa menjadi kendaraan politik baginya.

Seorang Jokowi yang humble, santun dan pemaaf pasti tidak keberatan merangkul tokoh bangsa. Tak terkecuali Gatot Nurmantyo.

Tapi masalahnya apa bisa kubu Jokowi menerima Gatot? Terutama para jenderal di lingkaran Jokowi. Sikap oportunis Gatot yang juga pernah diindikasikan ingin kudeta menjadi penghalang.

Di tengah kegalauan Gatot Nurmantyo pada posisi netral, kontestasi pilpres adalah momentum yang sayang untuk dilewatkan. Dalam politik tidak ada istilah salah atau benar mau dukung siapa. Semuanya adalah kepentingan. Dukung siapa dapat apa, itu prinsipnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun