Dul : "Mang, kayaknya Jokowi udah berubah"
Aku : "Rubah gimana?"
Dul : "Iya berubah. Kayak gak rendah hati aja. Gak kayak sebelumnya. Sekarang lebih..."
Aku : "Lebih tegas?"
Dul : "Ya begitu"
Jokowi memang berubah, tapi tetap rendah hati kok. Dari dulu sebenarnya tegas. Tegasnya memang bukan lewat kata-kata. Kalau gak tegas gak mungkin seorang Anies dipecat jadi menteri. Bukankah dulu Anies mati-matian berjuang memenangkan Jokowi? Tapi karena memang kerjanya gak becus ya diganti. Gak sedikit kan menteri yang dipecat Jokowi, terutama yang dibawa oleh JK. Sekarang orangnya JK tinggal Sofyan Djalil, tapi emang Sofyan itu bagus. Itu cuma contoh saja.
Bedanya sekarang, Jokowi lebih bermain di narasi. Berusaha memegaskan jika Jokowi itu tegas. Tapi memang sekarang rakyat kayaknya gak butuh kerendahhatian. Punya presiden yang begitu rendah hati aja sebagian rakyat mencaci dan menghina. Bahkan fitnah udah jadi makanan sehari-hari, dan Jokowi tetap sabar.
Berkaca dari pilpres Brazil. Jika semburan dusta gak dilawan, yang baik akan kalah. Apalagi hoax berkolaborasi dengan bungkus agama. Lebih dahsyat lagi. Ditambah kaum intelektual di Brazil menyepelekan hoax dan hasilnya Bolsonaro yang menang.
Perubahan Jokowi memang bagian dari strategi. Kalau dibilang Jokowi gak rendah hati lagi, bukan kita lagi, ya gak apa.
Nah, aku harap, negara kita semakin tegas menindak perusuh-perusuh negeri ini. Selama ini mereka berlindung di balik narasi politisasi, kriminalisasi, demokrasi dll. Nanti jika lanjut dua periode, aku harap gak ada lagi pelecehan simbol negara, gak ada lagi kriminal yang pakai atribut agama. Kalau masih ada, gebuk saja!
