Mohon tunggu...
Salya Pualam
Salya Pualam Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Aku dewasa sebab bahasa. Yang mengajarkan kata dengan kedalaman makna. Tertuang tanpa wicara perlu bersuara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau, Maya

16 Mei 2019   08:57 Diperbarui: 16 Mei 2019   09:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.glittergraphics.org 

Kau, maya yang serupa nyata. Hadirkan sejuta pesona dalam dada. Torehkan cinta dalam kepingan hati yang luka. Bagai angin. Menghempas jiwa yang haus akan kata sayang. Meski berawal dari gamang, kau tetap memaksa datang. Mendobrak, dan menggantikan sesuatu yang hilang.

Kau, maya yang serupa nyata. Aku tak tau, haruskah aku percaya? Bagaimana jika aku kembali merana? Jika aku kembali terpuruk? Jatuh tertunduk? Akankah kau datang? Tersenyum, lantas membawaku pergi meninggalkan petang?

Kau, maya yang serupa nyata. Ingatkah kau bagaimana bulan menjadi saksi perjumpaan kita? Cahyanya sanggup menembus tirai kamarku. Membuatku percaya, bahwa kau memang ditakdirkan ada di sisiku. Tak masalah walau kadang bulan mentertawakanku yang tersipu. Tersipu, akan rayuanmu.

Kau, maya yang serupa nyata. Satu-dua kata mungkin tak terbaca. Tapi bukan berarti tak bermakna. Aku acuh, namun luluh. Kau rindu, aku pun rindu.

Kau, nyata yang kini menjadi maya. Dan aku, cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun