Mohon tunggu...
Salwa Noviana Putri
Salwa Noviana Putri Mohon Tunggu... Lainnya - ---

full time student, part time writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Belajar Mahasiswa Akibat Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi

18 Januari 2021   21:48 Diperbarui: 18 Januari 2021   21:56 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Severe accute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan virus corona yang dapat mengakibatkan penyakit Covid-19 merupakan jenis coronavirus baru yang pertama kali ditemukan dan dikonfirmasi kasusnya di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Virus yang menyerang pernafasan ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia karena penularannya yang begitu mudah, dapat terjadi jika menghirup percikan ludah dari batuk dan bersin atau yang sering disebut sebagai droplets seorang penderita Covid-19. Pada pertengahan Maret 2019, kasus positif pertama Covid-19 terjadi di Indonesia yaitu di kota Depok. Setelah itu pemerintah langsung melakukan penelusuran yang berakhir dengan banyaknya kasus positif Covid-19 di Indonesia sehingga pada saat itu begitu banyak daerah yang disebut sebagai zona merah karena banyaknya kasus positif Covid-19 yang terjadi. Begitu kasus positif pertama terjadi, pemerintah pusat dan daerah segera memberlakukan lockdown selama dua minggu yang berefek pada diliburkannya sekolah serta perguruan tinggi yang ternyata masih berlangsung hingga saat ini. Pandemi ini mengakibatkan perubahan sosial di lingkungan masyarakat Indonesia karena pemerintah melakukan antisipasi dengan cara social dan physical distancing serta kewajiban untuk memakai masker untuk menghindari penularan virus apabila ada seseorang yang ternyata telah terpapar atau merupakan seorang carrier tanpa gejala. Perubahan ini mengakibat kerugian di berbagai sektor terutama pariwisata serta kebingungan di saat yang bersamaan terutama pendidikan.

Oleh karena itu pemerintah segera mengambil langkah untuk menerapkan metode belajar baru berupa Pembelajaran Jarak Jauh secara daring bagi siswa hingga mahasiswa untuk menghindari kontak satu sama lain demi mengurangi resiko penularan virus dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) dan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan diterapkannya Pembelajaran Jarak Jauh secara daring, pemerintah berharap agar gerakan antisipasi ini dapat menurunkan angka kasus positif Covid-19 karena dengan Pembelajaran Jarak Jauh, seluruh siswa dan beberapa staf pengajar akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rumah masing-masing. Keputusan Pembelajaran Jarak Jauh oleh pemerintah menjadi suatu tantangan besar karena sebelumnya pembelajaran selalu dilakukan secara langsung tatap muka dan juga sistem pendidikan Indonesia yang masih jarang menggunakan metode Pembelajaran Jarak Jauh secara daring sehingga tentunya ada rasa kebingungan pada awal menjalankan metode baru seperti ini khususnya bagi mahasiswa perguruan tinggi yang sering melakukan praktikum atau diskusi secara langsung dalam kegiatan belajar sehari-hari.

Konsep pembelajaran menurut Pasal 1 Ayat 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sugandi juga menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimulasi dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Sedangkan pengertian Pembelajaran Jarak Jauh itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 yang menyatakan bahwa Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik, dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lainnya.

Sedangkan menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1, Pembelajaran atau Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media lain. Menurut Dohmen (1967), Pembelajaran Jarak Jauh adalah suatu bentuk pembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis di mana konseling, penyajian materi pembelajaran, dan penyeliaan dan pemantauan keberhasilan belajar siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab yang saling berbeda. Pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh dengan menggunakan bantuan media. Kebalikan dari sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan langsung atau tatap muka, suatu sistem pembelajaran yang terjadi karena adanya kontak langsung antara tenaga pengajar dan siswa.

Dengan dilaksanakannya Pembelajaran Jarak Jauh secara daring, tentunya setiap mahasiswa harus mempersiapkan media pembelajaran yang memadai agar Pembelajaran Jarak Jauh dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya halangan. Selama masa pandemi seperti ini, tentu saja media pembelajaran yang digunakan berbeda pada saat pembelajaraan tatap muka. Media pembelajaran yang digunakan pada saat ini lebih banyak menggunakan media elektronik online, contohnya aplikasi video conference seperti Zoom dan Google Meet serta tempat untuk mengumpulkan tugas atau mengunduh materi dari dosen seperti Google Classroom atau sistem e-learning yang sudah disediakan oleh pihak universitas masing-masing yang dapat menghubungkan tugas dan materi untuk mahasiswa secara langsung. Dengan adanya e-learning seperti ini, terdapat beberapa kelebihan yang dapat dirasakan oleh mahasiswa di antaranya tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu, mahasiswa dapat belajar atau membahas ulang bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan, jika mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah, mahasiswa juga akan lebih bebas dan mandiri dalam belajar.

Selain kelebihan yang dirasakan, ada pula beberapa kekurangan dari e-learning yaitu kurangnya interaksi antara pendidik dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri. kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial, proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan, mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Selain itu, media pembelajaran seperti e-learning harus dilengkapi dengan hal pendukung seperti ketersediaan kuota internet dan jaringan yang stabil. Kegiatan pembelajaran daring yang mengharuskan untuk mengakses aplikasi video conference seperti Zoom membutuhkan kuota internet yang cukup banyak sehingga terkadang ada beberapa mahasiswa yang kesulitan secara finansial untuk memenuhi kebutuhan ini. Namun beruntungnya pemerintah dengan beberapa pihak universitas bekerja sama untuk memberikan kuota pendidikan gratis kepada mahasiswanya agar dapat mengakses aplikasi pendukung pembelajaran daring dengan bebas. Selain permasalahan kuota atau jaringan internet yang kurang memadai, lingkungan tempat tinggal mahasiswa kerap kali menjadi salah satu penyebab Pembelajaran Jarak Jauh secara daring menjadi kurang efektif.

Salah satu contoh penelitian yang relevan adalah Firman, Rahayu Sari (2020) melakukan penelitian pelaksanaan terhadap pembelajaran online di Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sulawesi Barat dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini seperti ketersediaan layanan internet serta biaya tambahan yang dikeluarkan. Namun interaksi dalam pembelajaran seperti ini memiliki keterbatasan yaitu dosen tidak bisa memantau secara langsung aktivitas mahasiswa selama perkuliahan. Selain itu, mahasiswa seringkali mengalami kesulitan dalam memahami materi akibat keterbatasan komunikasi secara langsung dengan dosen.  Maka dari itu, penelitian ini cukup penting untuk dilakukan untuk mengetahui dampak Pembelajaran Jarak Jauh secara daring akibat pandemi Covid-19 terhadap keefektifan belajar setiap mahasiswa. Penelitian ini juga dapat menguraikan kelebihan serta kekurangan dari Pembelajaran Jarak Jauh serta alasan dari pilihan itu oleh para responden yaitu mahasiswa. Dengan hal tersebut, hasil yang didapatkan akan mampu menjadi bahan acuan evaluasi untuk memperbaiki sistem pembelajaran bagi mahasiswa, dosen, dan pihak universitas karena jawaban yang diberikan oleh mahasiswa akan sangat beragam sehingga akan menghasilkan sebuah data yang semakin akurat.

Penelitian ini mengambil data dari responden yaitu para mahasiswa dari berbagai universitas dengan menggunakan aplikasi google form yang kemudian disebarkan secara daring. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontak langsung kepada para responden sebagai bentuk dukungan terhadap perintah physical distancing dari pemerintah di tengah pandemi. Aplikasi daring sebagai alat bantu penelitian juga dapat mempersingkat waktu mendapatkan data karena respon yang masuk dari para responden cukup banyak. Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 26 Oktober 2020 hingga 30 Oktober 2020 setelah mendapatkan jumlah responden sesuai kriteria yang dibutuhkan pada penelitian ini. Objek penelitian yang akan dikaji adalah Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Keefektifan Belajar Mahasiswa dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau studi kasus.

Metode kualitatif menjadikan kajian teori sebagai acuan dasar agar penelitian tak terlepas dari objek yang akan dikaji. Dengan kajian teori pada metode kualitatif, akan tercipta suatu gambaran mengenai penelitian serta hasil pembahasan yang akan didapatkan. Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Data dari para responden kemudian akan dikumpulkan dengan menggunakan teknik kuesioner atau angket berisi 20 pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dan kemudian disebarkan melalui aplikasi daring google form. Setelah responden dari kuesioner telah sesuai dengan jumlah yang diinginkan, hasil penelitian kemudian akan dianalisis menggunakan metode induktif kualitatif dengan cara meringkas berbagai kondisi dari data yang dikumpulkan dari kuesioner mengenai suatu kasus yang diteliti yang terjadi di lapangan.

Kuesioner yang telah disebarkan melalui google form mendapatkan 50 responden yang seluruhnya adalah mahasiswa berbagai macam universitas di wilayah Indonesia yang sedang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh secara daring untuk mencegah rantai penyebaran Covid-19 yang semakin meluas di daerah masing-masing dengan hasil sebagai berikut,  

Hampir seluruh mahasiswa saat ini sedang melaksanakan program perkuliahan melalui jarak jauh secara daring dengan rata-rata waktu yang dihabiskan adalah sekitar 5-6 jam. Dengan adanya program Pembelajaran Jarak Jauh, sosialisasi antar mahasiswa sedikit berkurang khususnya bagi para mahasiswa baru yang harus melewati masa PKKMB dan perkenalan dengan mahasiswa lainnya secara daring sehingga para mahasiswa merasa bahwa sosialisasi yang mereka lakukan sudah cukup baik namun belum mencapai tahap memuaskan. Sosialisasi antar mahasiswa dikatakan cukup karena adanya media sosial seperti Instagram, Line, dan WhatsApp yang memudahkan interaksi. Mahasiswa dapat saling bertanya melalui media sosial tersebut seperti bertanya mengenai mata pelajaran yang kurang dimengerti, tugas kelompok, berdiskusi dan sebagainya. Namun terkadang para mahasiswa merasa sedikit kesulitan untuk mencari teman yang cocok atau satu frekuensi akibat hanya sebatas berkenalan secara daring dan belum mencoba untuk bertatap muka secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun