Mohon tunggu...
Salsabilla NurAsari
Salsabilla NurAsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hubungan Membaca Bagi Penerjemah Bahasa Arab dan Inggris

3 Desember 2019   23:39 Diperbarui: 4 Desember 2019   00:01 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Penerjemahan merupakan usaha untuk menyatakan kembali ide dari satu bahasa ke bahasa lain. Kata ini setara dengan translation dalam bahasa inggris yang berasal dari bahasa Latin, translation atau translationis yang berarti "apa yang disebrangkan" (what is carried across) dan terdiri dari kata trans (melintas) dan ferre atau latum (membawa). Translating sering dibedakan dari interpreting (Rokhman, 2006). Dapat di pahami bahwa menguasai bahasa adalah salah satu cara agar kita dapat bisa menggenggam dunia, lebih utama yang harus dimiliki oleh penerjemah yaitu mahir dalan berbahasa Arab dan Inggris, pada era sekarang ini yang dikenal dengan era 4.0 banyak sekali penerjemahan-penerjemahan aplikasi yang instan, dan kebanyakan orang tidak mengetahui apakah itu bahasa yang cocok atau tidak untuk digunakan, sebagai mahasiswa yang mengambil bidang program studi tarjamah tidak ingin tinggal diam, dengan cara mempelajari, memahami dan terus berproses mengetahui bagaimana itu penerjemahan yang baik, mungkin salah satu cara adalah menghafal dari segi kosa kata  bahasa Arab dan Inggris, memahami, mendalami serta menguasai grammar dalam penerjemahan bahasa inggris serta nahwu dan shorof dalam penerjemahan bahasa Arab.

Bahkan bukan hanya itu saja, masih banyak yang harus di kuasai dalam penerjemahan itu sendiri, jika penerjemahan di hubungkan dengan membaca yaitu dapat meningkatkan berkomunikasi berbahasa, kemampuan mendengarkan, kemampuan mengingat, dan mendorong kreativitas. Serta bisa dengan kritis menanggapi dan tidak mudah percaya begitu saja, tapi tidak untuk mencari-cari kesalahan yang terdapat dalam bacaan terebut.

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa, yakni bahasa sumber yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran atau target language (TL). Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan dan bahasa sasaran adalah teks hasil terjemahan. Misalnya, jika kita menerjemahkan teks Inggris ke dalam bahasa Indonesia, maka bahasa Inggris adalah bahasa sumber dan bahasa Indonesia merupakan bahasa sasarannya (Rokhman, 2006). Dalam kamus besar Bahaasa Indonesia (1999) disebutkan bahwa menerjemahkan berarti menyalin arau memindahkan dari suatau bahasa ke bahasa yang lain. Ketika membaca sebuah teks, sesungguhhnya kita sedang melakukan penerjemahan (Farisi, 2014).

 Menurut prof. Dr. Henry Guntur Tarigan Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca umtuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2015). Sebab ketika membaca, baik dalam bahasa yang sama maupun dalam bahasa asing, seseorang berusaha menebak apa yang dimaksud dalam bacaan tersebut. Ketika menebak-nebak maksud sebuah kalimat itulah sesungguhnya sedang terjadi proses penerjemahan. Hal ini berarti bahwa orang yang sedang membaca, siapapun ia, pada dasarnya sedang memainkan peran penerjemah (Farisi, 2014). Dalam penerjemahan itu sendiri tidaklah langsung di terjemahkan begitu saja, pasti melalui proses panjang salah satunya yaitu  membaca, dan membaca juga tidak hanya asal baca saja, namun pahami juga maksud dari dalam bacaan tersebut agar ketika akan di terjemahkan dalam aspek segala bidang bahasa, bahasa Inggris ataupun bahasa Arab tidak salah. 

 Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Ketika membaca, kita membuat bunyi dalam kerongkongan. Membaca lebih cepat kalau kita  tahu bagaimana cara mengatakan serta mengelompokan bunyi-bunyi tersebut dan kalau kita tidak tertegun-tegun melakukanya. Dapat dipahami, kita akan benar-benar memahami apa saja makna yang terdapat dalam suatu bacaan dengan membaca, dengan begitu apa yang akan di terjemahkan nantinya akan menghasilkan terjemahan yang baik di dunia penerjemahan dan juga memahami intonasi, nada bunyi yang akan di kembangkan dalam terjemahan.

Berikut contoh dalam bacaan/tulisan Arab:   ( alif )   (  ba ) ( ta ) ( tsa ) (  jim )   ( ha' )  ( kho ). Dari tulisan saja bahsa Arab sudah jelas terlihat berbeda maka dari itu, kuasai dari segi dasar terlebih dahulu, tak banyak orang yang benar-benar bisa menggunakan bahasa Arab mungkin sebagian besar bahasa Arab di tempatkan di Timur Tengah yang mayoritas gurun-gurun/ berbicara dengan bahasa Arab.

Dalam pembicaraan tentang bahasa Inggris juga, faktor wilayah ini mempunyai pengaruh terhadap jenis bahasa Inggris yang digunakan untuk memproduksi teks meskipun hal tersebut tidak mutlak. Pengaruh geografis tersebut memunculkan beberapa jenis bahasa Inggris berdasar wilayah digunakanya bahasa tersebut.  Di Inggris terdapat, antara lain, Scottish English dan Irish English. Misalnya berkaitan dengan kata benda jamak adalah een (eyes), shuin (shoes), dan hors (horses). Dan contoh dalam frase dan kalimat tampak dalam the now (just now), the day (today). Di Amerika, terdapat African-American English. Berikut contoh ekspresi dalam dialek tersebut adalah It ain't no food here (There is no food here) (Rokhman, 2006).

Banyak pula penerjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Arab yang masih terasa kaku atau asing bagi penutur bahasa asli yaitu masyarakat Arab. Karena sebenarnya setiap bahasa itu unik, bahasa Arab tentu ada perbedaan mendasar jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Itu  semua terjadi karena penerjemahan dari bahasa Arab ke Indonesia seringkali sebaliknya. Salah satu contoh yang banyak ditemukan di kalangan kita, para penutur asli bahasa Indonesia misalnya, untuk mengungkapkan terimakasih dalam bahasa Arab, mereka cenderung mengucapkan:  "Syukran Katsiron" yang dimaksudkan mempunyai padanan makna dengan "terimakasih banyak" padahal jika mengikuti kaidah bahasa sumber, maka untuk menerjemahkan kata "terimakasih banyak" tersebut yang paling tepat adalah:  "Syukron Jazilan" Maka dari itu penerjemah dalam melakukan pemindahan bahasa, adakalanya akan menjadi lebih tepat jika mengacu terjemahannya tidak kaku, luwes dan mengalir juga enak dibaca (Perdana, 2017).

Disini Jika tidak di barengi dengan membaca serta menelaah dan memahami bacaan yang ingin di terjemahkan akan sulit dan hasilnya kurang maksimal, itu lah sebabnya penerjemah harus menguasai segala aspek bidang penerjemahan salah satuunya membaca.

penerjemahan selalu ditandai oleh pelibatan dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran. Bahasa sumber dan bahasa sasaran tersebut pada umumnya berbeda satu sama lain baik dalam hal struktur maupun budayanya. Dalam kaitan itu, perubahan struktur sangat diperlukan. Teknik pergeseran struktur lazim diterapkan jika struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu, pergeseran struktur bersifat wajib. Sifat wajib dan pergeseran struktur tersebut berlaku pada penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk menghindari interferensi gramatikal yang dapat menimbulkan terjemahan tidak berterima dan sulit dipahami (Sutopo, 2012). Tidak hanya berpaku pada google saja, tapi bisa dibaca dan dipahami kembali bahasa yang tertera pada Google Translate (terjemahan).

Faktor pembaca juga penting untuk diperhitungkan dalam penerjemahan. Pada dasarnya, setiap teks mengandaikan adanya kelompok pembaca tertentu. Sebuah cerita anak-anak diasumsikan akan dibaca oleh anak-anak. Sebuah novel dibayangkan akan dibaca oleh orang dewasa. Oleh karena itu, ketika menerjemahkan sebuah teks, penerjemah harus menyadari sepenuhnya mengenai hal ini. Misalnya dalam bahasa Inggris terdapat kata I, apakah I akan di terjemahkan sebagai 'saya', 'aku', atau 'hamba'. Pada cerita anak-anak, I bisa di terjemahkan menjadi 'aku' dan barangkali 'saya' (Rokhman, 2006).

Adapun faktor yang menyebabkan seseorang malas membaca adalah semakin berkembangnya teknologi yang memudahkan seseorang untuk mendapatkan sebuah informasi tanpa membaca. jangan salah, itu memang memudahkan dalam menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa yang lain tapi, jika penerjemah tidak memiliki ilmunya, maka tidak akan tahu apakah bahasa itu baik untuk di publikasikan atau tidak. Lebih baik membaca buku agar lebih bisa mencari dengan benar serta menyelidik supaya bisa menjadi penerjemahan yang baik dan berkarakter tinggi.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, zaka, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Perdana, Dafik Hasan, Strategi Penerjemahan Bahasa Arab Yang Berterima Dan Mudah Dipahami, Jurnal Bahasa Lingua Scientia, Vol. 9, No. 1, 2017, hal 144-145.

Rokhman, Muhammad Arif, Penerjemahan Teks Inggris : Teori dan Latihan. Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006.

Sutopo, Anam, Teknik Penerjemahan Naskah Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia Dari Bahasa Indonesia ke Dalam Bahasa Inggris, Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No. 1, 2012, hal 84.

Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun