Mohon tunggu...
Salsabila Shafiyah
Salsabila Shafiyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Learn to appreciate a process for a change

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gunung Merapi Erupsi Kembali

23 November 2020   00:09 Diperbarui: 23 November 2020   11:15 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gunung Merapi memiliki ketinggian sekitar 2.930 meter dibawah permukaan laut per 2010. Gunung berapi ini berada di tengah Pulau Jawa tepat di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan dapat mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali serta dikelilingi pada kawasan permukiman yang sangat padat. Hal ini pun kembali terjadi dari beberapa waktu yang lalu hingga sekarang masih dipantau oleh pihak terkait.

Gunung Merapi ini sudah mengalami 26 kali gempa yang memiliki amplitudo 3-50 mm berlangsung selama 7-36 detik yang terhitung selama periode pengamatan pada tanggal 1 November mulai pukul 00.00-06.00 WIB. Gempa guguran adalah getaran yang terjadi kala bongkahan batuan berukuran besar terlepas dari kubah lava dan jatuh menuruni lereng hingga jarak tertentu.

Bertepatan pada hari Kamis, tanggal 5 November 2020 tepat pukul 12.00 WIB Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan bahwa status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada Level 2 menjadi Siaga Level 3 karena aktivitas vulkanik di Gunung Merapi diduga dapat berlanjut ke erupsi yang dapat membahayakan masyarakat. Semua ini didasarkan pada kronologi data hasil pemantauan aktivitas vulkanik.

Sebanyak 59 kali suara guguran dengan kekuatan suara lemah hingga sedang serta intensitas yang cukup banyak terjadi pada hari Jum'at (20/11/2020) dibandingkan hari-hari sebelumnya. Berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta pada tanggal 21 November menyebutkan bahwa selain gempa guguran hasil periode pengamatan itu juga tercatat 385 kali gempa hibrida atau fase banyak, 69 kali gempa yakni diantaranya seperti 45 kali gampa vulkanik dangkal. Intensitas hasil pengamatan visual di gunung api aktif teramati asap berwarna putih dengan tebal yang ketinggiannya sekitar 50 meter di atas puncak.

Kemudian Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi pun menyatakan bahwa melihat dari catatan ada satu kejadian guguran yang teramati pada hari Minggu tanggal 22 November pukul 00.00-12.00 WIB yang jarak luncuran gugurannya dapat mencapai sekitar 1 kilometer ke hulu Kali Lamat  Magelang pukul 06.48 WIB dari Babadan hingga terdengar lemah satu kali dari Kaliurang.

Dengan adanya kejadian erupsi Gunung Merapi ini sudah sepatutnya kita tetap waspada dengan kemungkinan yang akan terjadi. Dari beberapa waktu lalu ada tanda-tanda yang bermunculan, mulai dari gempa guguran dan munculnya asap berwarna putih. Maka seluruh warga setempat harus cepat mengungsi ke tempat yang lebih aman, sebab agar pihak berwenang pun dapat  mengontrol keadaan lingkungan sekitar setiap waktunya. Terlebih lagi saat ini ada pandemi yang membuat kegiatan yang akan dilakukan pun sedikit terhambat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun