Mohon tunggu...
Salsabila Safri
Salsabila Safri Mohon Tunggu... Jurnalis - (road to be) Journalist

Sangat mengapresiasikan segala jenis saran dan masukan. Berusaha menjadi lebih baik dengan belajar menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amal Ma'ruf Nahi Munkar sebagai Landasan dalam Pemerintahan Usman Bin Affan

19 Oktober 2019   06:35 Diperbarui: 19 Oktober 2019   07:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Utsam bin Affan merupakan salah satu tokoh berpengaruh dalam Islam dan salah satu khulafaurasyidin. Utsman membawa banyak dampak dan kemajuan bagi umat Islam, terutama dalam perumusan kebijakan politik luar negeri. 

Disamping itu Utsam juga menghadapi berbagai propaganda dari pihak yang sangat ingin menjatuhkannya, hingga Utsam mengakhiri kekhalifahannya dengan syahid.

Biografi

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abil 'Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luwa'i bin Ghalib bin Fihr. Salah satu sahabat Rosul ini memiliki akhlaq terpuji karena kedermawannya, zuhud, dan dihormati kaum muslim. 

Utsman bin Affan memiliki kedudukan tersendiri di hati para sahabat setelah kedudukan Abu Bakr dan Umar bin Khaththab. Ibnu Umar berkisah, "Pada zaman Rasulullah n, kami tidak menyamakan Abu Bakr dengan sahabat yang lain. Kemudian Umar. Dan kemudian Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain." (Sadikin, 2016)

Utsman terpilih menjadi khalifah melalui hasil musyawarah Majelis Syura. Sebelum berakhirnya masa Pemerintahan Umar bin Khattab, umat sempat merasa ketakutan dan khawatir bagaimana nasib kaum muslimin, jika Umar sudah tidak lagi memmpin. Mulanya Umar menolak utuk memilih khalifah yang akan melanjutkan kepemimpinannya. 

Namun karena setiap kabilah arab mengaku berhak memilih bahkan mencalonkan khalifah, dan hal ini jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan. Maka Umar membentuk Majelis Syura, terdiri dari 6 orang yang bertugas memilih seorang khilafah penerus Umar. (Haikal, 2002).

 Prioritas Utsman Terhadap Orang Terdekat

Utsman mempertahankan kebijakan politik pendahulunya, tanpa perubahan. (Murad, 2012). Dari sekian pejabat yang diangkat Umar, mereka pernah diberi jabatan oleh Umar dan Abu Bakar. Beliau juga memilih orang yang kompeten dalam bidang militer dan politik. Utsman mengangkat pejabat karena potensi dan kecakapannya, dan memberhentikan pejabat jika meresahkan masyarakat. 

Banyak kontra dan tuduhan yang Utsman dapat mengenai tindakannya mengangkat kerabat dan saudara sebagai pejabat. Serta tindakannya yang tegas dan berani mencopot pejabat yang melakukan kesalahan, dianggap kasar.

Bagi Utsman alat ukur kebenaran adalah Allah dan Rosulullah. Beliau berani memberhentikan pejabat, selama itu tindakan amal ma'ruf nahi munkar. Utsman mengangkat pejabat karena kemampuan yang diinginkan masyarakat, bukan karena hubungan darah ataupun kekerabatan. Inilah bukti bahwa Utsman adalah sosok pemimpin yang terbuka dan menyayangi rakyatnya.

Kebijakan Luar Negeri Utsman bin Affan

Menurut sejarah, Utsman menempuh masa pendidikan politik lebih lama dibandingkan dengan Umar bin Khathab dan Abu Bakar. Utsman selalu membersamai Rosulullah dan mempelajari politik selama 20 tahun, 2 tahun lebih bersama Abu Bakar, dan sekitar 10 tahun bersama Umar bin Khathab. 

(Sadikin, 2016) Hal ini membuat kebijakan selama pemerintahan Utsman tidak jauh berbeda dengan dengan dua khalifah sebelumnya. Prinsipnya yaitu terus mendakwahkan Islam seluas-luasnya, dan menjalakan jihad fi sabilillah jika belum mendapatkan keberhasilan.

Politik Luar Negeri

Utsman mengambil keputusan tegas, sehingga dalam politik luar negrinya ia mampu meraih kejayaan Islam. Utsman menundukan dua kekuatan besar pada masa itu, yaitu Persia dan Romawi. Persia bahkan tak dapat bangkit sepeninggalnya Yazdigrid (raja Persia). 

Pada masa Pemerintahan Utsman, wilayah Daulah Islam terbentang dari Iskandariyah (Mesir) hingga Khurasan (barat ke timur) dan Yaman sebelah selatan hingga Syam di bagian utara. Sejak Khurasan terbebas dari Persia, sejak saat itu tidak ada satupun kekuatan yang mampu mengubah keyakinan penduduknya terhadap Islam. Bahkan Afganistan, yang merupakan bagian dari Khurasan, mampu menahan kekuatan Amerika (Sadikin, 2016).

Utsman membebaskan wilayah-wilayah yang belum terjamah oleh Islam dengan niat jihad fi sabilillah.Tujuannya untuk mencegah musuh menghimpun kekuatan untuk menyerang Islam. 

Dalam Politik Luar Negrinya, Utsman membangun suatu sistem yang kokoh dan teguh dengan prinsip Islam yang kemudian mampu mendorong umat Islam untuk saling menjaga dan melindungi wilayah yang sudah menjadi bagian dari Daulah Islam. Beliau juga menghimpun armada laut untuk menjaga keamanan di wilayah perairan.

Kebijakan dan langkah yang diambil Utsman merupakan wujud realisasi kewajiban seoranh pemimpin dalam Islam. Karena Islam mengajarkan untuk menjaga amanat, bukan mengejar tahta maupun harta. Utsman menegakkan agama dengan dakwah, memberikan rasa aman dan mensejahterakan penduduk. 

Hal terpenting yang dapat dipelajari dari sosok Utsman yaitu kegigihannya dalam menyiarkan Islam, meski harus berperang, namun ia tetap menjalankan dengan niat jihad fi sabilillah dan semata-mata untuk mendapatka ridha Allah.

Referensi:

Haikal, M. H. (2002). Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan Usman bin Affan. In d. o. Auda. Jakarta: PT. Pustaka Litera AntarNusa.

Murad, D. M. (2012). Kisah Hidup Utsman Ibn Affan. Jakarta: Zaman.

Sadikin, A. (2016, September 12). Khalifah Utsman bin Affan. Lembaga Kajian Syamina, p. 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun