Mohon tunggu...
Humaniora

Branding Your Self!

18 Maret 2018   18:54 Diperbarui: 18 Maret 2018   19:43 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlukah sebuah negara memasarkan dirinya? Mungkin terdengar aneh. Karena selama ini, kata-kata marketing sepertinya hanya berputar pada produk-produk atau jasa yang hadir di layar kaca anda. Tapi tidak aneh bagi negara tetangga kita, Malaysia yang membrandingkan dirinya sebagai Truly Asia, atau Singapura sebagai the world destination atau New Zealand dengan lambang apelnya yang yang mencitrakan kesegaran negeri di ujung benua Australia itu.

Memasarkan negara menjadi hal penting untuk dilakukan. Hal ini untuk menarik devisa dan investasi datang ke negara kita. Rasulullah pun melakukan hal sama terhadap islam. Sebagai sebuah ideologi, islam dipasarkan Rasulullah dengan sangat baik, sehingga dalam waktu singkat, Islam menyebar ke seluru Jazirah Arab.

Tentu bukan perkara mudah, memasarkan ideologi yang berbeda di tengah ajara-ajaran yang berlaku saat itu. Terlebih, penduduk Arab sangat terbelakang secara moral dan intelektual, amat jahiliyah.

Nabi Muhammad dipilih Allah untuk membesarkan Islam kepada masyarakat Arab dengan profil demikian. Jelas,  tugas Rasulullah ini sangat berat. Namun nyatanya Rasulullah berhasil menaklukkan pasar. Atas keberhasilannya ini Michael Hart menempatkan Rasulullah sebagai tokoh sukses nomor satu di antara tokoh-tokoh lainnya di seluruh dunia.

Apa yang menyebabkan Rasulullah berhasil? Beliau Memulai Dengan membandingkan dirinya sebagai seorang yang jujur. Kejujuran yang dibangun sejak kecil oleh Beliau, membuat penduduk Makkah mempercayai dirinya. Dalam banyak kesempatan Rasulullah dipercaya untuk memecahkan masalah. Ingat saat banjir melanda Mekah dan Ka'bah ikut terkena dampak, sehingga renovasi dilakukan terhadap Ka'bah. Ketika hendak meletakkan Hajar Aswad para kepala suku dari berbagai kabilah berebut menaruhnya hampir saja terjadi pertumpahan darah sampai kemudian dipanggil Rasulullah untuk menjembatani pertentangan ini.

Kepercayaan penduduk Mekah terhadap Rasulullah juga tampak dalam perniagaan. Kejujuran Rasulullah Dengan mengatakan harga pokok penjualan modal suatu barang yang dijualnya, membuat penduduk Mekah meramaikan lapaknya dan memberi tambahan keuntungan yang berlipat. Ini kemudian menjadikan Rasulullah berdagang yang berlimpah laba.

Model amanah pun disematkan penduduk Mekah kepada Rasulullah. Mereka angkat topi atau sifat rasulullah yang satu ini. Para bangsawan dan orang-orang kaya di zaman itu mempercayakan perniagaannya pada Rasulullah, dan Khadijah adalah yang berhasil meminangnya, bukan saja menjadi karyawan tapi juga menjadi pendampingnya seumur hidup.

Kejujuran dan kepercayaan penduduk Makkah terhadap beliau menjadi modal utama di kemudian hari dalam memasarkan Islam. Ini kemudian memudahkan beliau untuk melakukan penetrasi pasar terhadap ajaran ajaran Islam yang equal, egaliter, seimbang dan terbuka. Rasulullah tentu tidak serta merta masuk ke pasar melakukan branding Islam yang demikian. Di awal beliau melakukan segmentasi dan target pasar dengan masuk ke kelompok masyarakat kelas bawah dan masyarakat yang tertindas.

Duafa dan budak menjadi target penindasan kabilah-kabilah yang berkuasa saat itu. Sementara perempuan mengalami diskriminasi oleh budaya patriarki yang amat kental. Perempuan dianggap sebagai barang yang tidak berharga, dipindahtangankan, direnggut hak-haknya, bahkan dibunuh karena hanya karena soal martabat. Dalam kondisi demikian untuk kampanye equal dan egaliter sangat mudah diterima oleh masyarakat masyarakat bersifat tersebut. Bagi mereka Islam adalah ajaran Islam yang memperhatikan kondisi mereka. Islam menjadi solusi kehidupan bagi penindasan yang selama ini kerap mereka terima.

Dari mulut ke mulut Islam berkembang sampai kemudian segmentasi diperluas. Rasulullah dengan mengekspansi Islam ke kalangan orang-orang kaya. Sederet nama seperti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf menjadi bukti penyebaran Islam yang lebih luas. Targeting ke dalam kelompok ini semakin diperkuat dengan korespondensi Rasulullah kepada para pembesar dan petinggi negara berupa ajakan untuk masuk Islam. Islam pun semakin meluas sampai di akhir hayat beliau, Islam telah melingkupi Jazirah Arab.

Upaya Rasulullah ini dibarengi dengan branding Islam dan beliau sebagai seorang pribadi. Personal branding beliau sebagai seorang muslim yang penuh dengan Teladan amat kuat, ini kemudian memikat konsumen konsumen beliau untuk masuk Islam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun