Mohon tunggu...
Salsabila Pragita
Salsabila Pragita Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

————

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hydrangea

24 Februari 2021   01:39 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:43 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dirga menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya kasar. Ia membuka matanya, kembali menurunkan kakinya, kini ia duduk tegak. Matanya menatap Elang yang belum sedikitpun beranjak dari tempatnya berdiri.

“Berjemur! Aku berjemur sekarang! Matahari pagi sangat bagus untuk kesehatan tulang dan kulit! Apa kamu tidak tahu hal itu!” Dirga menyeru dengan penekanan di kalimat terakhirnya.

“Hal yang lebih kamu perlukan adalah sesuatu yang dapat memperbaiki cara kerja otakmu,” ujar Elang menanggapi.

Merasa bahwa pembicaraan mereka hanya akan berakhir sia-sia, Elang memilih untuk kembali pada tujuan awalnya datang menemui Dirga.

“Kamu sepertinya punya banyak waktu luang. Jadi gunakan waktu itu untuk menonton film-filmnya dan melihat ulasannya di internet. Temui aku di perpustakaan sepulang sekolah.”

“Mengapa aku harus? Hei, Elang Maharendra, apa kamu tidak tahu apa itu membolos? Orang tidak waras mana yang membolos untuk mengerjakan tugas?”

“Tidak dan aku tidak tertarik untuk tahu. Aku pikir kamu harus mengerjakannya untuk menyangkal dugaanku yang satu ini.” Elang mengucapkannya seraya menatap Dirga tepat pada iris legamnya.

“Dugaan apa?” tanya Dirga bingung.
Elang maju dua langkah sebelum berkata dengan tajam, “Bahwa berharap agar kamu bisa andalkan, itu sama halnya dengan berharap agar seekor tikus dapat terbang.” Elang berbalik pergi setelah mengatakannya, meninggalkan Dirga yang mati-matian menahan diri untuk tidak berkata kasar padanya.

“Ti-tikus?” tanya Elang, tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Dia pikir dia siapa? Otak pintarnya benar-benar tidak berguna, dia bahkan tidak bisa menyaring perkataannya!” Dirga menyeru kesal.

“Apa yang salah dengan tikus terbang? Letakkan saja di dalam pesawat terbang!” maki Dirga pada Elang yang sudah menghilang dari balik pintu.

Sungguh, mengapa akhir-akhir ini banyak orang yang sangat suka membuatnya kesal. Apa ceramah panjang lebar dan pesan teks yang terus Lintang berikan padanya tidak cukup untuk mengganggu harinya. Sekarang, Elang Maharendra, siswa teladan yang sayangnya memiliki masalah dengan penyaringan ucapan itu harus turut mengusiknya juga. Dirga benar-benar mengutuk nasibnya yang benar-benar menjengkelkan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun