Mohon tunggu...
Salsabila Putri Khairunisa
Salsabila Putri Khairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Biologi Universitas Diponegoro

Mahasiswi semester 7 program studi S1 Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswi KKN Undip Menyulap Sampah Dapur Jadi Pupuk Organik, Begini Caranya

9 Agustus 2022   11:23 Diperbarui: 9 Agustus 2022   11:38 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendampingan pembuatan pupuk organik cair bersama penghuni Kube Penda (Dokpri)

Kota Bekasi (21/07/2022) -- Sampah dapur merupakan limbah biodegradable yang dibuang dari berbagai sumber termasuk industri pengolahan makanan dan rumah tangga. Sampah yang dihasilkan dari dapur setiap harinya cukup banyak, seperti sisa masakan, kulit buah, sisa sayuran, sisa nasi, cangkang telur, dan sampah organik lain yang biasanya dibuang begitu saja. Sampah sisa makanan yang dibiarkan menumpuk akan membusuk dan menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.

Kube Penda atau Kelompok Usaha Bersama Penyandang Disabilitas merupakan kelompok usaha para penyandang disabilitas yang sebagian besar menjual produk makanan. Di rumah singgah, Kube Penda memproduksi makanan ringan seperti onde-onde ketawa, keripik singkong, dan stik keju, serta menjual makanan tradisional di kawasan wisata Situ Rawa Gede. Dengan adanya usaha makanan dan kebutuhan pangan para penghuni rumah singgah, sampah dapur yang dihasilkan menjadi banyak dan cepat menumpuk.

"Di sini sering masak karena banyak teman-teman penyandang disabilitas yang ada di sini. Jadi, sampahnya juga banyak karena sering masak-masak itu," cerita Ibu Paini selaku Koordinator Kube Penda. Masalah tersebut membuat mahasiswi KKN Universitas Diponegoro berpikir untuk membantu Kube Penda mengelola sampah dapurnya yang melimpah. Setelah melakukan beberapa studi pustaka, akhirnya mahasiswi KKN memutuskan untuk mengadakan program edukasi pembuatan pupuk organik cair (POC) dari sampah dapur pada 21 Juli 2022 di rumah singgah Kube Penda.

Kegiatan edukasi diawali dengan pemaparan poster yang berisi pengenalan POC, manfaat POC bagi tanah dan tanaman, penggunaan POC pada tanaman, alat dan bahan yang harus disiapkan dalam pembuatan POC, serta cara pembuatannya. Ibu Paini dan penghuni rumah singgah menyimak dengan penuh perhatian dan sesekali mengajukan pertanyaan, menunjukkan partisipasi mereka yang cukup aktif. Saat menjelaskan cara pembuatan POC, mahasiswi KKN juga membawa bahan-bahan pembuatan POC sebagai contoh, yaitu sampah dapur yang sudah dikemas dalam toples bekas, sebotol EM4, dan larutan gula merah yang sudah disiapkan.

Pendampingan pembuatan pupuk organik cair bersama penghuni Kube Penda (Dokpri)
Pendampingan pembuatan pupuk organik cair bersama penghuni Kube Penda (Dokpri)

Setelah pemaparan poster selesai, dilanjutkan dengan pendampingan pembuatan POC dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Simulasi pembuatan POC dilakukan oleh perwakilan penghuni rumah singgah dan didampingi langsung oleh mahasiswi KKN. Cara pembuatannya yaitu sampah dapur yang sudah dicuci dan dicacah hingga kecil (sekitar 1-2 cm) dimasukkan ke dalam wadah dengan penutup kedap udara. Kemudian gula merah dilarutkan dalam air hingga menjadi larutan gula berwarna kecoklatan. Selanjutnya larutan gula ditambahkan dengan EM4 sebanyak setengah tutup botol atau satu tutup botol jika sampah lebih banyak (disesuaikan dengan jumlah sampah). Lalu campuran larutan gula dan EM4 tersebut dituang ke dalam wadah berisi sampah. Wadah ditutup rapat dan disimpan di tempat kering, sejuk, dan teduh selama 14 hari. Tutup wadah perlu dibuka setiap hari untuk mengeluarkan gas fermentasi. Setelah 14 hari, cairan hasil fermentasi dipisahkan dari ampasnya dengan disaring. Cairan pupuk harus dicampur dengan air sebelum melakukan penyiraman.

Pembuatan POC berjalan dengan lancar, mahasiswi KKN kembali mengingatkan untuk menyimpan wadah POC di tempat yang terhindar dari sinar matahari dan kering serta membuka tutup wadah setiap hari untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Poster materi POC yang dijelaskan sebelumnya juga diberikan kepada Kube Penda dan dipajang di dinding rumah singgah agar menjadi panduan untuk membuat POC. Dengan edukasi ini, diharapkan Kube Penda dapat mengolah sampahnya secara mandiri dan memanfaatkan POC untuk menyuburkan tanaman di rumah singgah.

Foto bersama dan pemasangan poster di rumah singgah Kube Penda (Dokpri)
Foto bersama dan pemasangan poster di rumah singgah Kube Penda (Dokpri)

Penulis: Salsabila Putri Khairunisa

Dosen Pembimbing Lapangan: dr. Siti Fatimah, M.Kes.

Lokasi: Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun