Mohon tunggu...
Salsabila Meidiana Putri
Salsabila Meidiana Putri Mohon Tunggu... Freelancer - wanita

Mahasiswa The London School of Public Relations, jurusan Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia, Yuk Intip Fakta-fakta Sampah Makanan!

15 Januari 2020   13:26 Diperbarui: 15 Januari 2020   13:53 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com by Elevate

Banyak yang menganggap sampah makanan merupakan salah satu issue yang sepele. Namun tahukah anda? Menurut The Economist Intelligence Unit tahun 2016, Indonesia menjadi penyumbang sampah makanan terbesar ke-2 di dunia dengan memproduksi rata rata 300 kg sampah makanan setiap tahunnya. 

Tidak hanya itu, dilansir oleh ADB dan IFRI tahun 2016 hingga 2018 terdapat 22 juta penduduk Indonesia mengalami kelaparan dan beberapa dari mereka menderita penyakit kurang gizi alias malnutrition. 

Mirisnya, makanan yang terbuang di Indonesia jika dikumpulkan dapat dikonsumsi oleh 11% penduduk dari total populasi Negara Indonesia, atau sekitar 27 juta jiwa. Namun, apa saja sih yang tergolong sebagai sampah makanan? Simak kedua jenisnya berikut ini:

1. Food loss (Kehilangan makanan)
Kehilangan makanan terbentuk sebelum makanan sampai pada tangan konsumen atau belum dapat di konsumsi oleh konsumen. Misalnya, makanan yang terbuang akibat proses produksi, penyimpanan, dan distribusi. Dapat ditemukan di supermarket, rumah tangga, restoran, kantin, kebun, dan tempat produksi atau distribusi makanan lainnya.

2. Food waste (Sampah makanan)
Makanan yang sudah layak di konsumsi oleh konsumen, namun terbuang pada tahap eceran atau konsumsi akhir. Contohnya, makanan yang tidak habis termakan, expired, tidak matang (less cooked), dan lainnya. Dapat di temukan hampir di setiap tempat yang berada di lingkungan hidup kita.

Dampak paling berbahaya yang dapat disebabkan oleh sampah makanan berawal dari emisi gas metan (CH4) dan gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan oleh sampah makanan atau sampah organik. Bahkan, gas-gas yang di hasilkan oleh sampah makanan 4 kali lebih banyak dari yang biasanya di produksi oleh kendaraan. Oleh karena itu, sampah makanan atau sampah organik merupakan salah satu penyumbang terbesar pemanasan global.

Apa penyebab menumpuknya sampah makanan di Indonesia?

1. Lapar mata

Sering kali, kita hanya membeli sesuatu yang kita inginkan dengan berdasarkan suasana hati (mood) atau bukan membeli sesuatu yang benar-benar kita butuhkan. Seperti contohnya saat memesan makanan, banyak orang memesan dua atau tiga varian makanan yang berbeda hanya karena ingin mencoba perbedaan rasa dari varian makanan tersebut. 

Namun, rata-rata makanan tersebut tidak habis termakan, menjadi sisa makanan dan berakhir di tempat sampah. Contoh lainnya adalah saat kita membeli makanan yang sedang menjadi trend atau perbincangan hangat seperti es kepal milo, donat indomie, boba, macaron, dan makanan hits lainnya untuk di posting di social media agar tidak missing out atau ketinggalan trend. Sedangkan mekanan tersebut belum tentu disukai, sehingga akan tetap berakhir menjadi sampah makanan.

2. Terlalu lama menyimpan bahan makanan
Saat berbelanja di supermarket, sering kali kita membeli produk atau bahan makanan melebihi jumlah yang dibutuhkan seperti kornet, nugget, telur, mie instan, dan bahan makanan lainnya. Akibat terlalu banyak membeli, bahan-bahan makanan tersebut akan terlalu lama tersimpan dan memasuki masa-masa expired. Sehingga tidak layak lagi untuk dikonsumsi dan harus di buang ke tempat sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun