Perkembangan diri seorang anak tidak bisa lepas dari dua hal, yaitu sosial dan emosional. Mengapa? Karena sosial emosional adalah kemampuan seorang anak dalam memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi baik itu negatif maupun positif, Â serta alat untuk membangun hubungan sosial yang sehat di dalam masyarakat. Dengan adanya kemampuan yang mendasar ini, maka dapat mendukung psikologis anak, kemampuan belajar anak, dan interaksi sosialnya. Ada beberapa proses pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang anak untuk mendapatkan kemampuan tersebut, yaitu dengan proses belajar melalui adaptasi terhadap segala situasi di lingkungan sekitar anak dan bagaimana perasaan yang dirasakan anak dalam interaksinya. Interaksi yang dilakukan bisa berupa mendengar, melihat, mengamati, ataupun meniru perilaku orang-orang yang diamatinya.
Perilaku sosial yang terdapat pada diri seorang anak dapat dibagi menjadi dua, yaitu perilaku prososial yang meliputi sikap meniru, kerja sama, simpati, empati, dukungan sosial, berbagi, serta sikap keakraban. Dan perilaku antisosial yang meliputi sikap berkuasa, negatif, agresif, mementingkan diri sendiri, serta merusak.
Perkembangan sosial emosionalnya seorang anak harus dapat meningkatkan kemampuan belajar, keterampilan, pengambilan keputusan, dan empati. Dalam hal ini, posisi guru, orang tua, serta lingkungan yang aman dan inklusif menjadi point penting yang mendukung perkembangan anak.
Terdapat lima komponen penting dalam konsep sosial emosional, diantara adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah kemampuan dalam mengenali ataupun memahami emosi, nilai, serta keunggulan dan kekurangan diri sendiri. Salah satu contohnya adalah seorang anak yang sadar akan kemarahannya dan memahami apa penyebab dari kemarahan tersebut.
2. Pengelolaan Diri
Pengelolaan diri adalah kemampuan dalam mengatur emosi, perilaku, dan pikiran dalam berbagai situasi. Contohnya seperti, seorang anak yang belajar untuk menenangkan dirinya ketika sedih ataupun kecewa.
3. Kesadaran Sosial
Kesadaran sosial adalah kemampuan memahami dan berempati emosi dan pandangan orang lain, dengan latar belakang yang berbeda. Contohnya, seorang anak yang menunjukkan simpati kepada temannya yang sedang sedih.