Mohon tunggu...
Salsabila PuteriMarchely
Salsabila PuteriMarchely Mohon Tunggu... Editor - just an ordinary student

Salsabila Puteri Marchely - SMAN 28 Jakarta - XI IPS 2 - 33

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerpen: Misteri Teror Serigala

23 November 2020   23:06 Diperbarui: 23 November 2020   23:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

"Sudah banyak sekali laporan akan hal ini, Pak." Kata Will yang bersungut-sungut kepada Ayahnya yang merupakan seorang kepala dari kepolisian setempat. "Bapak tau, Nak. Bapak sedang melakukan penyelidikan..." Balas Bapak Will. Sudah dua minggu sejak kejadian itu terjadi, peristiwa langka yang menyebabkan tempat dimana Will tinggal sangat rusuh. Banyak sekali kepanikan dan kabar burung yang beredar mengenai hal tersebut. Tentang serigala kelaparan yang tengah menunggu mangsa dibalik hutan. 

Kota kecil dimana Will tinggal memang dikelilingi oleh hutan yang lebat, ditambah dengan laporan warga hilang yang semakin hari semakin bertambah, menambah kepercayaan warga akan berita burung tersebut. Ketika sinar hangat matahari diganti oleh pancaran terang bulan, disitulah mimpi buruk bagi semua warga. Bunyi pintu dan jendela yang terkunci, isakan tangis anak kecil, teriakan para orang tua yang mengingatkan anaknya untuk segera balik kerumah, dan rasa khawatir yang menyelimuti seluruh rumah di kota kecil tersebut. Hal tersebut telah menemani kehidupan warga setempat selama dua minggu. 

Berbeda dengan yang lainnya, Will merasakan sesuatu yang tidak beres. Walau sudah berapa kali Bapak Will menjelaskan dan mengingatkan Will untuk tidak macam-macam, justru menambah rasa penasaran Will. Keesokkan harinya Will bertemu dengan temannya, James. Mereka sama-sama memiliki perasaan curiga yang sama, dan mereka memutuskan untuk menjalankan sebuah misi untuk memecahkan masalah yang belum terpecahkan. Sesegera mungkin mereka menyiapkan semua keperluan seperti peta, senter, walkie talkie, dll. Tepat dimalam ke-15 pukul 21.00 mereka menjalankan aksi mereka.

Mereka bertemu di depan pemakaman, yang menuju pintu pembatas hutan. Setelah bertemu dengan berbekalan keberanian mereka segera memasuki hutan. Lolongan serigala dan hawa dingin langsung menyambut kedatangan mereka. Namun, tidak membuat langkah kokoh mereka berbalik arah. Setelah menyusuri hutan selama setengah jam, mereka menemukan rumah megah yang tersembunyi dibalik hutan, bahkan tidak tertera di peta. Mengingat lamanya mereka berjalan, Will dan James memutuskan untuk beristirahat sejenak dirumah itu. 

*tok,tok* "anehh, rumah ini terlihat kosong, namun lampunya ada yang menyala", ujar James. "Sepertinya kita tetap harus masuk, dingin sekali disini." ucap Will. Sesaat setelah mereka masuk, tidak ada yang aneh dari rumah itu. Kecuali fakta rumah itu sangat tidak terurus. Mereka beristirahat dengan tenang hingga lolongan serigala terdengar sangat jelas dari rumah tersebut. Mereka terhentak dan segera mengelilingi rumah tersebut. Ketika mengelilingi rumah tersebut mereka melihat banyak jejak kaki dan tanah yang berserakan. Membuat adrenaline mereka memuncak. Tiba-tiba...

Mereka menemukan sebuah pintu terkunci, dan mendengar banyak tangisan. Mereka mencoba membuka, namun mereka mendengar sebuah langkah kaki. Mereka bersembunyi dan melihat ada 3 orang pria tegap berbadan kekar berjalan melewati mereka. Satu menuju sebuah kamar diatas, dan sisanya menuju pintu terkunci tersebut. James dan Will memperhatikan mereka, alangkah kagetnya mereka menemukan banyak warga yang hilang, ternyata berada dalam kamar tersebut. 

Mereka beradu tatap, tepat saat lolongan itu semakin keras dan terdengar sangat dekat. James berinisiatif untuk mengikuti pria yang menuju kearah atas, menyelinap kedalam sebuah kamar. Ternyata pria tersebut sedang berada dekat perapian dan mengarahkan speaker yang memutarkan suara lolongan serigala. James mengerti, selama ini bukan serigala yang menghantui kota mereka, melainkan suara buatan yang dimainkan kedalam perapian sehingga suaranya menyebar melalui lubang asap. Dan orang-orang yang menghilang ternyata diculik bukan dimakan serigala. 

James langsung menyampaikan hasil pengamatannya kepada Will. Mereka memutuskan untuk melaporkan ini ke Bapak Will menggunakan walkie talkie yang Will bawa sebelumnya. Meski pada awalnya Bapak Will sangat marah dan khawatir, namun ia mengerti dan segera berangkat untuk menyelamtkan anak dan juga warga nya. Selagi menunggu, mereka memutuskan membuat jebakan kepada para ketiga pria tersebut. 

Singkatnya dengan mudah ketiga pria itu dikelabui oleh James dan Will. Mudah saja, kedua anak tersebut memang ahlinya dalam menjahili orang. Sirine berkumandang menandakan Bapak Will sudah ada, sesegera pria-pria itu ditangkap dan diinterogasi. Warga yang ditangkap telah diselamatkan. Hasil interograsi keluar, ternyata pria tersebut adalah kiriman dari pengusaha untuk memperjual-belikan manusia sebagai buruh kerja.

Matahari bersinar, pintu rumah terbuka, suara tawa mengisi hari, sudah usai ketegangan yang selama ini warga-warga rasakan. Will dan James pulang dengan sambutah ramah dan dengan julukan pahlawan. Mereka sangat senang masalah ini usai, begitu pula Bapak Will yang sangat bangga terhadap anaknya. Akhirnya mereka hidup damai kembali.

Beberapa bulan kemudian,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun