Mohon tunggu...
Salsa Bila
Salsa Bila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi : memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Baru tentang Label Mahasiswa Kupu-kupu

2 Oktober 2022   12:47 Diperbarui: 2 Oktober 2022   12:54 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia pendidikan menghadapi berbagai tantangan untuk menghadapi dampak negatif revolusi industri 4.0 terhadap peserta didik, beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain keterampilan manajemen teknologi informasi, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan peningkatan kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi. perubahan di lingkunga (harahap, 2019). 

Kemampuan-kemampuan seperti itu dapat dikembangkan lebih oleh seseorang yang sedang berada pada fase mahasiswa.

Menjadi mahasiswa aktif di kampus maupun menjadi mahasiswa kupu-kupu adalah sebuah pilihan. Akan tetapi, ada kesenjangan perspektif dalam menilai kedua jenis mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang aktif organisasi di kampus banyak mendapat sanjungan serta pujian juga kerap kali menjadi sorotan dari mahasiswa lainnya. 

Sebaliknya, banyak yang memandang sebelah mata kepada penganut label mahasiswa kupu-kupu dengan terlalu cepat menjustifikasi serta menyudutkan kelompok tersebut padahal menjadi mahasiswa kupu-kupu tidak seburuk itu. Lewat tulisan ini, setidaknya stigma mahasiswa kupu-kupu tidak kompeten akan sedikit terpatahkan.

Di zaman yang sudah modern ini, melatih skill tak hanya dengan cara interaksi secara langsung. Banyak akses yang lebih praktis untuk melatih skill atau kemampuan seseorang khususnya bagi mahasiswa. 

Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berbagai teknologi terapan, salah satunya adalah teknologi dan sistem informasi yang mampu menggunakan keterampilan manusia (kecerdasan buatan) (harahap, 2019). Zaman modern ini telah menyediakan berbagai macam kemudahan dalam akses tertentu. 

Misalnya dalam aspek komunikasi sudah banyak yang bisa dilakukan via internet, kemudian dalam aspek pelatihan juga tidak hanya selalu dilakukan secara tatap muka langsung, melainkan dengan berbagai kemajuan teknologi telah mengantarkan kita pada kemudahan dalam mengaksesnya (Mujiwati, Mukmin, 2020). Oleh karena itu, seorang mahasiswa dalam meningkatkan skill atau kompetensinya tidak selalu dengan mengikuti organisasi kampus saja.

Mengikuti berbagai macam organisasi kampus itu sangat baik dan memberikan banyak kontribusi bagi siapa saja yang mengikutinya. Akan tetapi tak lantas hal tersebut membuat kita berpikir bahwa mahasiswa yang aktif di organsasi kampus lebih baik atau lebih superior dari mahasiswa kupu-kupu. 

Karena mungkin saja para mahasiswa kupu-kupu yang terlihat tidak memiliki aktifitas lain selain perkuliahan, justru mereka bekerja keras dan melatih skill nya di balik layar tanpa kita ketahui. Banyak kemungkinan yang melatarbelakangi seseorang pada akhirnya menjadi mahasiswa kupu-kupu. 

Mungkin saja di belakang layar mereka aktif organisasi di luar kampus, mungkin saja mereka mengikuti freelance, bekerja secara online, atau mungkin mereka berjuang mengasah skill di bidang teknologi secara online.

Kemungkina-kemungkinan seperti itu pasti akan selalu ada, terlebih zaman sekarang kemajuan di bidang teknologi semakin cepat sehingga akses pelatihan atau mengasah skill bisa kita lakukan lewat media-media online seperti kursus online atau via YouTube. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun