REFLEKSI IBADAH MINGGU: KUASA ALLAH MENGALAHKAN ROH JAHAT
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Di dunia ini tidak dipungkiri bahwa terdapat roh jahat yang sanggup mengendalikan manusia. Keberadaan roh jahat bukan hanya cerita masa lalu, tetapi kenyataan yang masih membayangi hidup banyak orang, baik dalam bentuk hal-hal supranatural berkonotasi negatif maupun dalam rupa godaan yang merusak batin. Banyak orang terjerat dalam kebiasaan buruk, kecemasan, kebencian, bahkan tindak kejahatan, yang semuanya dapat diibaratkan sebagai bentuk cengkeraman roh jahat. Namun, kabar baiknya, kuasa Allah tidak pernah kalah oleh kuasa-kuasa gelap dunia ini. Melalui kisah Lukas 8:26--39, kita diingatkan kembali bahwa kuasa Yesus Kristus sanggup menaklukkan roh jahat, memulihkan hidup manusia, dan membawa mereka kembali kepada terang kebenaran yang membebaskan.
Dikisahkan ketika Yesus datang ke daerah Gerasa, sebuah wilayah di seberang Galilea, yang terkenal sebagai tempat orang-orang non-Yahudi. Di sana, Yesus berjumpa dengan seorang laki-laki yang telah lama kerasukan roh jahat. Kondisi orang ini sungguh mengenaskan: ia tinggal di pekuburan, telanjang, terasing dari masyarakat, dan sering diikat dengan rantai yang selalu berhasil dirusaknya karena kerasukan roh yang sangat kuat.
Perikop bacaan ini menegaskan satu hal penting: kuasa Yesus mutlak mengatasi segala roh jahat, betapa pun menakutkannya. Tidak ada kegelapan yang sanggup bertahan di hadapan terang Kristus. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa Yesus datang bukan hanya untuk mengajar, tetapi juga untuk membebaskan manusia dari cengkeraman kuasa gelap dan memulihkan martabat manusia sepenuhnya.
Kisah pengusiran roh jahat di daerah Gerasa memberi makna mendalam bagi kehidupan jemaat di zaman sekarang. Meskipun wujud roh jahat di zaman modern jarang kita lihat dalam bentuk kerasukan seperti di Alkitab, kehadirannya dapat dirasakan melalui berbagai "roh" yang membelenggu hati dan pikiran manusia seperti kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan, keputusasaan yang merampas harapan, rasa takut yang menumpulkan iman, kebencian yang merusak relasi, hingga sifat egois yang menutup pintu damai. Semua ini adalah bentuk-bentuk kuasa gelap yang berusaha menjauhkan manusia dari sukacita sejati di dalam Kristus.
Namun, sama seperti di Gerasa, Yesus sanggup memulihkan hidup kita sepenuhnya. Dia sanggup melepaskan kita dari ikatan dosa, membebaskan pikiran dari kecemasan, dan mengubahkan hidup menjadi kesaksian kasih-Nya. Karena itu, setiap jemaat dipanggil untuk sungguh-sungguh percaya dan membuka ruang bagi Kristus berkuasa penuh atas diri kita, keluarga kita, dan lingkungan sekitar. Hanya dengan membiarkan Yesus memerintah hati, kita mampu berdiri tegak sebagai saksi nyata bahwa kuasa Allah jauh lebih besar daripada segala roh jahat yang mencoba mencuri damai dan sukacita kita.
Oleh karena itu, sebagai orang beriman, kita diajak untuk menerapkan kuasa pembebasan Kristus dalam kehidupan sehari-hari dengan langkah nyata. Pertama, membuka hati melalui doa dan ibadah yang tekun agar roh Kudus bekerja membersihkan setiap sudut hidup kita dari kuasa gelap yang tersembunyi. Kedua, menolak berkompromi dengan "kegelapan kecil" seperti kebohongan, kemarahan, atau kebiasaan buruk yang sering dianggap sepele, tetapi perlahan dapat menguasai hati. Ketiga, meneladani orang Gerasa yang setelah dipulihkan tidak diam saja, tetapi pergi dan memberitakan kabar baik tentang kuasa Yesus yang membebaskan. Melalui hidup yang dipulihkan, kita pun dipanggil menjadi saksi kasih Kristus bagi sesama.
Melalui perenungan bacaan kisah Lukas 8:26--39 menegaskan bahwa kegelapan dan terang selalu hadir berdampingan sebagai dua sisi realitas manusia. Namun, terang dalam iman kita selalu memiliki daya kuasa untuk menaklukkan gelap. Refleksi ini mengingatkan kita bahwa dalam pergulatan batin terdalam, akal budi, hati nurani, dan iman bekerja bersama di bawah terang Kristus, yang kuasanya menundukkan segala roh jahat dan membebaskan manusia menuju kebebasan sejati. Tidak ada kegelapan yang terlalu pekat bagi terang Kristus untuk menembusnya.
Karena itu, marilah kita menjadikan hidup ini sebagai bukti nyata bahwa Kristus sanggup membebaskan dan memberkati, agar melalui perkataan dan perbuatan kita, orang lain pun merasakan kuasa pembaruan-Nya. Kiranya Tuhan senantiasa melindungi, menuntun, dan memperbarui hati kita setiap hari, sehingga kita kuat berdiri di tengah tantangan, setia menjadi saksi kasih-Nya, dan bebas dari belenggu roh jahat.(*)