Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Adha dan Semangat Berbagi di Era Individualisme

6 Juni 2025   05:21 Diperbarui: 6 Juni 2025   05:21 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: manado.tribunnews.com

IDUL ADHA DAN SEMANGAT BERBAGI DI ERA INDIVIDUALISME

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Hari Raya Idul Adha 2025 jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025, tepat 10 Dzulhijjah 1446 H. Hari besar umat Islam ini dikenal juga sebagai Hari Raya Qurban, yang memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS saat diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan. Idul Adha bukan hanya menjadi simbol ketaatan dan pengorbanan, tetapi juga momentum memperkuat nilai solidaritas sosial melalui penyembelihan hewan qurban dan distribusinya kepada mereka yang membutuhkan.

Namun, di tengah arus kehidupan modern yang semakin individualistis, muncul pertanyaan reflektif: bagaimana Idul Adha tetap relevan sebagai momentum menumbuhkan kepedulian sosial? Apakah semangat berbagi dan berkorban masih mampu menyentuh nurani masyarakat yang kian sibuk dengan urusan pribadi? Pertanyaan ini penting direnungkan agar makna Idul Adha tidak sekadar menjadi ritual tahunan, melainkan terus hidup sebagai sumber nilai kemanusiaan yang nyata.

Makna filosofis Idul Adha berakar pada kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS, yang menunjukkan ketaatan mutlak kepada perintah Allah SWT. Peristiwa ini bukan hanya tentang penyembelihan hewan, tetapi merupakan simbol pengorbanan tertinggi, keikhlasan hati, dan kepatuhan tanpa syarat. Dalam konteks kehidupan modern, nilai-nilai tersebut mengajarkan manusia untuk melepaskan ego, mengutamakan kepentingan bersama, dan rela berbagi dengan yang membutuhkan. Idul Adha menjadi pengingat bahwa ibadah bukan hanya bersifat vertikal kepada Tuhan, tetapi juga horizontal kepada sesama manusia. Melalui qurban, umat Islam diajak untuk menumbuhkan empati, mempererat tali persaudaraan, serta menghidupkan kembali semangat gotong royong yang semakin terpinggirkan oleh budaya individualistik.

Di era modern yang serba cepat dan kompetitif, individualisme tumbuh subur sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat urban. Kemajuan teknologi dan tuntutan hidup yang tinggi membuat banyak orang lebih fokus pada pencapaian pribadi dan kenyamanan diri sendiri, sering kali mengabaikan kepedulian terhadap lingkungan sosial sekitar. Interaksi sosial menjadi semakin minim, empati melemah, dan nilai-nilai kebersamaan perlahan terkikis. Akibatnya, solidaritas sosial yang dahulu menjadi ciri khas masyarakat Indonesia mulai tergantikan oleh sikap apatis dan egoisme. Dalam konteks ini, tantangan besar muncul: bagaimana mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan di tengah derasnya arus individualisme? Idul Adha, dengan semangat berbagi dan berkorban yang dikandungnya, menawarkan jawaban moral untuk melawan kecenderungan ini.

Di tengah merebaknya budaya individualisme, Idul Adha tetap hadir sebagai momen yang sarat makna sosial dan kemanusiaan. Ibadah qurban bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga bentuk nyata solidaritas kepada mereka yang kurang beruntung. Perayaan Idul Adha menjadi ruang pembelajaran kolektif tentang pentingnya peduli dan berbagi, terutama bagi generasi muda yang tumbuh di tengah dominasi budaya digital dan konsumtif. Ketika keluarga, sekolah, dan komunitas turut menghidupkan semangat qurban dengan nilai-nilai sosial yang kuat, Idul Adha tidak akan kehilangan relevansinya, justru akan semakin bermakna sebagai penyeimbang di tengah kehidupan yang kian individualistis.

Idul Adha bukan sekadar seremonial keagamaan tahunan, tetapi merupakan panggilan moral bagi setiap insan untuk lebih peduli terhadap sesama. Nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan solidaritas sosial yang terkandung di dalamnya hendaknya tidak berhenti pada momen penyembelihan hewan qurban, melainkan menjelma menjadi bagian dari sikap hidup sehari-hari. Semangat berbagi seharusnya menjadi kebiasaan yang terus tumbuh, bukan hanya ketika hari raya tiba. Di tengah derasnya arus individualisme, Idul Adha mengingatkan kita untuk kembali menata hati, memperkuat rasa empati, dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Momentum Idul Adha tetap relevan dalam menumbuhkan kepedulian sosial karena nilai-nilai yang diusungnya bersifat universal dan kontekstual. Di tengah kesibukan dan sikap individualistik yang makin menguat, semangat berbagi dan berkorban dalam Idul Adha menjadi pengingat akan pentingnya empati dan solidaritas. Pembagian daging qurban, misalnya, tidak hanya meringankan beban sesama, tetapi juga menghubungkan hati dan membangun rasa kebersamaan yang mulai pudar. Nilai-nilai ini mampu menyentuh nurani siapa saja yang masih memiliki kepedulian terhadap sesama manusia.

Selamat merayakan Idul Adha 1446 H bagi seluruh umat Muslim yang merayakan. Semoga hari raya qurban ini membawa kedamaian, keberkahan, dan kebahagiaan bagi kita semua. Marilah kita menjadikan Idul Adha sebagai momentum penting untuk melawan egoisme dan meneguhkan kembali jati diri kita sebagai makhluk sosial yang saling peduli dan berbagi. Jadikan Idul Adha juga sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi, memperkuat nilai kemanusiaan, dan mempertebal keimanan dalam kehidupan sehari-hari.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun